Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Review Novel Masquerade Hotel ; Saat Hotel Mewah menjadi target Lokasi pembunuhan

 


Sinopsis :

Serangkaian pembunuhan misterius terjadi di Tokyo. Pelakunya meninggalkan kode berupa deret angka acak di lokasi kejadian. Hal ini mengesankan itu sebagai pembunuhan berantai dengan pelaku yang sama. Kode terakhir yang ditinggalkan pelaku mengarahkan Lokasi pembunuhan selanjutnya yaitu di hotel mewah di Tokyo, hotel Cortesia.

 

Pihak kepolisian Tokyo kemudian mengatur strategi dengan menurunkan sejumlah polisi untuk menyamar sebagai staf hotel tersebut. Nitta Kasuke, seorang polisi muda yang cerdas dan angkuh, mendapat tugas untuk menyamar sebagai staf resepsionis front desk. Yamagishi Naomi, seorang wanita petugas front desk yang berpengalaman dan professional, ditugaskan untuk melatihnya. Hal ini menjadi sulit, lantaran Naomi yang berusaha maksimal dalam memberikan pelayanan kepada tamu hotel, harus berhadapan dengan Nitta yang selalu waspada dan penuh curiga.

Beragam jenis tamu datang ke Cortesia, dan beberapa diantaranya mendapat perhatian lebih dari Nitta karena menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Penyelidikan para polisi itu kemudian mengerucut pada dugaan kuat bahwa sang pelaku akan muncul pada momen pernikahan Takayama yang akan digelar di Cortesia.

Benarkah dugaan para polisi tersebut? Siapa sebenarnya pelakunya? Dan siapa yang diincar?

 

------------------

 

Masquerade Hotel menambah koleksi bacaan saya untuk novel-novel karya Keigo Higashino setelah Malice, Keajaiban Toko Kelontong Namiya dan Kesetiaan Mr. X. Seperti novel-novel sebelumnya, kali ini Keigo kembali menyuguhkan cerita bertema misteri pembunuhan dengan menggunakan Cortesia Hotel sebagai latar tempat utama. Boleh dibilang, nyaris keseluruhan cerita berlangsung di hotel bintang lima tersebut. Gambaran tugas dan aktivitas para pekerja hotel serta lika liku pengalaman mereka saat menghadapi tamu hotel, diceritakan dengan detil di sini. Pembaca seakan diajak menyaksikan rutinitas yang berlangsung di hotel Cortesia dalam setiap lembarnya.

Interaksi antara Nitta sang polisi dengan Naomi sang staf hotel yang selalu berlawanan dan berbeda pendapat, menjadi bagian lain yang tak kalah seru. Seperti pola alur novel Keigo pada umumnya, novel ini juga mengajak kita untuk menebak-nebak siapa pelakunya ‘bermodalkan’ gambaran kisah para tamu hotel yang dianggap mencurigakan dan perkembangan investigasi polisi.

Namun, satu hal yang membuat saya sedikit kecewa, alur novel ini terbilang lambat dibandingkan novel-novel Keigo yang sudah saya baca. Alih-alih merasa penasaran untuk terus membuka lembarannya, greget dan cekaman yang selama ini menjadi kekuatan novel Keigo, justru tidak saya rasakan di dalam novel ini. Beberapa bab saya lewati dengan membaca cepat termasuk mengabaikan bagian yang menurut saya penceritaannya terlalu bertele-tele. Penemuan para pelaku pembunuhan pun terasa kurang detil penyajiannya. Terkalahkan oleh dominasi cerita tentang aktivitas di hotel Cortesia dan kisah Nitta dan Naomi dalam melayani tamu. Kehadiran sosok polisi Nose, walaupun bukan ‘bintang’ utama, cukup mencuri perhatian dengan asumsinya yang unik namun ternyata berkontribusi besar terhadap arah investigasi serta interaksinya dengan Nitta.

Hal lain yang agak membingungkan,  beberapa kali Naomi menemukan kalau tamu yang menginap, ada yang menggunakan nama samaran.  Bukankah setiap tamu diminta menunjukkan kartu identitas saat check in? Lantas, terhadap tamu yang berbeda nama saat memesan dengan nama pada kartu identitasnya, tidakkah pihak hotel semewah Cortesia melakukan konfirmasi?

Untungnya, plot twist tentang siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya dan siapa targetnya cukup memberi kejutan di akhir cerita. Rangkaian strategi sang pembunuh untuk mengelabui polisi cukup cerdas dan masuk akal. Namun, lagi-lagi cara yang ditempuh Keigo untuk menjelaskan misteri tersebut melalui pengakuan panjang lebar sang pembunuh sebelum melenyapkan nyawa korbannya, terasa kurang kreatif dan melonggarkan cekaman ketegangan yang semestinya dialami pembaca pada penghujung cerita.

Saya pikir, romansa tipis antara Nitta dan Naomi, tidak ada salahnya sedikit ditingkatkan intensitasnya untuk memberi nuansa berbeda sekaligus menutupi kelambatan alur cerita yang terasa membosankan. Penguraian misteri pembunuhan dalam novel ini terbilang lebih simple, tidak terlalu rumit dan saya yakin mudah dipahami oleh pembaca pemula novel-novel Keigo.

Oh ya, tentang kata Masquerade pada judulnya, yang semula saya kira adalah nama hotel tersebut, ternyata ada hubungannya dengan sang pelaku pembunuhan dan momen penting di akhir cerita.

Setelah ini, sepertinya saya harus menelusuri review-review novel Keigo yang lain sebelum memutuskan untuk membelinya. Karena saya tetap ingin menjadikan Keigo salah satu penulis misteri favorit saya tanpa harus dihentikan oleh rasa bosan oleh ceritanya.

 

Judul                  : Masquerade Hotel

Penulis              : Keigo Higashino

Tahun                : 2024

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Tebal                  : 468 hal

 

 

No comments