Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Sudahkah kita 'layak' untuk bahagia? [Review Buku Bahagia itu Ada Seninya]

 


Setiap orang menginginkan kebahagiaan. Tetapi, apakah setiap orang juga ‘layak’ untuk bahagia? Pertanyaan ini muncul dalam benak saya usai menuntaskan buku ini. Buku yang berisi panduan tentang bagaimana memperoleh bahagia yang paripurna. Ya. Buku self improvement yang satu ini mengupas tentang ‘perjalanan’ menuju bahagia, bukan tentang bagaimana agar kita merasakan bahagia.

Sedikit bingung dengan kalimat ini?

 

Akan saya sederhanakan. Jadi, bahagia yang dimaksud di sini adalah bahagia dalam konteksnya sebagai hasil, bukan sebagai dampak. Bahagia yang harus diperjuangkan. Diupayakan dengan sungguh-sungguh. Sementara bahagia sebagai dampak, sama halnya dengan kata sifat lainnya, seperti sedih, marah, kecewa, senang, yang merupakan dampak dari sebuah peristiwa  Kita merasa sedih karena kehilangan, merasa kecewa karena gagal, atau merasa senang karena bertemu sang pujaan hati.

Tentu, kita semua menginginkan bahagia yang paripurna. Bukan sekadar bahagia yang muncul sesaat di dalam perasaan. Melainkan bahagia yang menjadi sebuah pencapaian, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Inilah yang diuraikan dalam buku setebal 183 halaman ini, yaitu tentang bagaimana memperjuangkan kebahagiaan secara holistic.

Ada 5 (lima) rumus untuk mencapai bahagia, dimulai dengan mengenal diri sendiri, dilanjutkan melalui ilmu dan amal, peningkatan iman, bertawakkal hingga mendekatkan diri kepada Allah. Mengenal diri sendiri bermakna mengenali hakikat penciptaan diri kita, fungsi setiap bagian tubuh kita diciptakan, termasuk pengenalan akan jiwa, hati dan nafsu. Dengan pemahaman yang baik terhadap diri sendiri, akan membuka mata dan hati kita terhadap kekuasaan Allah dan menguatkan iman dan takwa.

Langkah selanjutnya adalah dengan menuntut ilmu dan mengamalkannya. Terutama ilmu yang membuka cakrawala kita akan kebesaran Allah dan menuntun kita untuk mendekatkan diri kepadaNya. Ilmu ini tidak cukup hanya dipelajari, tetapi juga harus diamalkan agar menjadi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Berlandaskan ilmu dan amal inilah, diharapkan keimanan dan ketakwaan kita akan terus bertumbuh dan membuat kita semakin istiqamah dalam meraih keridhoan Allah.

Buku ini juga dilengkapi dengan dalil-dalil Al Quran, hadits dan nasehat Imam Al Ghazali yang menjadi landasan setiap pembahasan. Sebuah buku dengan muatan yang padat dan bisa dihubungkan dengan banyak konteks, selain tentunya untuk menggapai kebahagiaan itu sendiri. Dalam buku ini juga diuraikan segala aspek amal sholeh, seperti pentingnya bersyukur, berakhlak mulia, taubat, istiqamah dan tawakkal, serta bagaimana mencintai Allah dengan sepenuh jiwa dan raga.

Membaca buku ini serasa kita tengah menikmati tausiyah di majelis-majelis ilmu yang disajikan dalam bentuk tulisan, yang bisa dibaca kapan saja saat kita memerlukan, menjadi pengingat kala hati mulai goyah dan iman melemah, serta menjadi teman penguat langkah kala mulai tertatih untuk mengejar ridhoNya.

Ada 3 (tiga) cara yang bisa kita lakukan untuk dapat mengambil pelajaran dari buku ini secara optimal : Pertama, mengulang-ulang membacanya, terutama pada bab yang relevan dengan kondisi kita saat ini. Kedua, mengambil nasehat-nasehat kebaikan yang bertebaran di buku ini sebagai quote-quote penyemangat, entah dicetak lalu ditempel di dinding, atau di-post di sosmed, atau dituliskan dalam jurnal, yang bisa kita baca setiap pagi sebelum memulai aktivitas sebagai inspirasi. Dan ketiga, ini yang terpenting, yaitu berupaya mempraktekkan anjuran-anjuran kebaikan di dalamnya dengan sungguh-sungguh, sehingga tujuan dari kehadiran buku ini dan tentunya tujuan akan kebahagiaan yang hendak kita raih, pada akhirnya akan menjadi kebahagiaan yang benar-benar ‘layak’ kita miliki. Kebahagiaan yang diridhoi Allah untuk hamba-hambaNya yang bertakwa, kebahagiaan dunia dan akhirat yang kekal, insya Allah.

Bagi orang beriman, kebahagiaan sejati adalah keridaan Allah. Tidak ada yang membuatnya Bahagia kecuali Allah rida kepadanya. Dan cara termudah untuk mencapainya adalah dengan ketaatan kepada Allah. Sungguh, bagi orang beriman, Ketika ketaatan menjadi fokus utamanya, kebahagiaan mudah diraih. Tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. (hal. 174).

 

--------------------------------

 

Judul                   : Bahagia Itu Ada Seninya

Penulis                : Ratnani Latifah

Penerbit             : Aksara Plus

Tahun                  : 2025

Tebal                   : 183 hal

No comments