Dalam keluarga besar kami, kanker
adalah sebuah momok, cerita tentang kehilangan dan airmata yang
hingga kini masih membayang. Nenek saya adalah seorang survivor kanker. Sementara dua
orang saudara ibu saya, kakak kedua dan kakak keenamnya adalah survivor kanker
yang kemudian meninggal setelah sel kanker menyebar dan menyerang batang otak
mereka, di usia yang belum mencapai 60 tahun.
Saya memiliki hubungan yang dekat
dengan kedua tante saya tersebut. Tante Ana, kakak kedua ibu saya adalah tante
yang sangat baik. Saya masih ingat bagaimana masa kecil saya sering saya
habiskan di rumah beliau, melihat beliau memasak makanan yang enak, menjahit
pakaian dan membuat kue. Di akhir kehidupannya, saya masih mengingat bagaimana tante saya tersebut sangat kesakitan
karena sel kanker telah menyebar dan menggerogoti organ – organ tubuhnya.
Bermula dari kanker payudara yang terdeteksi sekitar delapan tahun sebelum
kematiannya. Saat itu dokter melakukan tindakan operasi dilanjutkan dengan
kemoterapi. Saya tidak tahu persis berapa kali tindakan ini dilakukan.
Tante Ana berhasil hidup bersama
kanker, namun di tahun 2000, perjuangannya harus terhenti. Beliau hanya
berharap anak pertamanya bisa menikah. Pernikahan pun dilakukan pada Jumat
malam dan keesokan harinya, tanggal 30 September 2000, tante Ana kembali kepada
– Nya. Ketika ijab kabul telah selesai, walaupun tante Ana sudah memasuki masa
pre-koma, kami yang berkumpul di rumahnya menyaksikan ada tetes airmata di sudut matanya.
alm. Tante Ana saat wisuda putranya |
Pada tahun 2010, keluarga besar
kami kembali harus menghadapi kenyataan yang sama. Tante Rahmi, setelah hampir
dua tahun berjuang melawan kanker akhirnya kembali kepada-Nya. Kanker yang
menyerang tante Rahmi juga berawal dari kanker payudara.
Terdeteksi pada bulan
Oktober 2008, tante Rahmi baru memiliki keberanian memeriksakan dirinya pada
Februari 2009, dua bulan setelah pernikahan adik bungsu saya yang ternyata
merupakan acara pernikahan terakhir dimana tante Rahmi menjadi pembawa
acaranya. Tante Rahmi memang dikenal sebagai MC acara pernikahan di kota tempat
tinggalnya.
Bak mengulang cerita dan luka
lama. Tante Rahmi pun menginginkan anak pertamanya menikah sebelum ia
menghembuskan nafas terakhir. Pagi harinya, 13 Oktober 2010, anak pertama tante
Rahmi pun menikah, di rumah sakit dimana tante Rahmi dirawat. Dan sore harinya,
tante Rahmi kembali menghadap-Nya.
Saya masih ingat kehebohan saat itu, sampai -sampai ada orang – orang yang bertanya apakah kami sedang mengadakan
syuting film dengan adegan pernikahan di rumah sakit. Tante Rahmi menyerah
kepada keganasan sel kanker setelah kanker menyerang batang otaknya.
Tante Rahmi dimakamkan dekat dengan suaminya yang berpulang tiga tahun
sebelumnya, juga karena kanker.
alm. Tante Rahmi |
Saya yakin banyak kisah sedih
lainnya tentang keluarga yang memiliki survivor kanker di dalamnya. Saya juga
memiliki seorang teman yang merupakan survivor kanker. Dia sering menceritakan
perjuangannya sebagai survivor kanker. Ketika melihat kebersamaannya dengan
anak dan suaminya, saya pun tak mampu menahan keharuan saya. Saya yakin betapa
beratnya perjuangan keluarga kecil tersebut. Sehingga setelah beberapa waktu berlalu,
ada salah seorang teman di grup sekolah saya, demi mendapatkan bantuan keuangan
dari teman – teman, mengaku menderita kanker stadium tiga dimana pada akhirnya
kami mengetahui bahwa dia hanya berbohong, membuat hati saya tercabik.
Sekaligus juga marah.
Kanker bukanlah sesuatu yang
ringan. Ketika seseorang divonis memiliki sel kanker yang ganas di tubuhnya,
dunia serasa berakhir. Perjuangan bertahan hidup, bolak – balik rumah
sakit, pemeriksaan, operasi, kemoterapi yang membuat kerontokan
rambut, tubuh yang menua dan berbagai efek lainnya, saya
yakin tidak ingin dialami semua orang.
Tak cukup sampai di situ, ada
pula penderita kanker yang menempuh pengobatan alternatif. Sedemikian mengerikannya
momok kanker, sehingga penderita kanker harus memiliki dukungan yang kuat dari
keluarganya agar mampu bertahan dan kuat berjuang melawan semua rasa sakit yang
menggerogoti tubuhnya, sedikit demi sedikit.
Seperti yang kita ketahui, kanker
adalah pertumbuhan tidak normal dari sel – sel jaringan tubuh yang kemudian
berubah menjadi sel kanker. Kanker dikenal pula sebagai tumor ganas.
Umumnya, ketika sel kanker belum
meluas, penderitanya tidak akan merasakan keluhan apa – apa. Dan baru
memeriksakan dirinya setelah sel kanker telah menyebar. Dilansir dari laman
yayasankankerindonesia.org, ada tujuh gejala yang perlu diperhatikan dan jika
mendapatinya, segeralah periksakan diri ke dokter :
- Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan.
- Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.
- Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh.
- Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).
- Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, menjadi semakin besar dan gatal.
- Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh.
- Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.
Kini sebuah metode baru dan menurut saya adalah terobosan yang
sangat luar biasa dalam pengobatan kanker telah ditemukan. Metode ini disebut
sebagai Imunoterapi.
Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang mendorong kerja sistem imun atau kekebalan tubuh agar lebih efektif dalam melawan penyakit, termasuk kanker. Pengobatan ini dapat diberikan lewat infus, obat minum, krim oles, atau disuntikkan langsung ke kandung kemih penderita kanker.
Imunoterapi kanker memiliki tujuan
menstimulasi sistem imun dan secara spesifik menargetkan dan membunuh sel
kanker. Pada kondisi normal, sistem imun ini berfungsi untuk mendeteksi dan
menghancurkan “sel asing” atau sel abnormal di dalam tubuh dengan mengerahkan
pasukan sel T.
Sistem imun memiliki cara kerja sebagai
berikut :
- Mencari : sel T mencari semua hal yang membahayakan tubuh
- Memindai : sel T memindai sel – sel untuk kemudian membedakan sel yang normal dan sel abnormal.
- Menyingkirkan : setelah terdeteksi, sel abnormal diserang dan disingkirkan oleh sel T.
Tubuh memiliki tujuh tahapan atau
siklus untuk melawan sel kanker, yaitu :
- Pelepasan Antigen
Siklus dimulai dengan pelepasan antigen. Ini adalah proses ketika sel
kanker mati lalu melepaskan antigen. Pada dasarnya, antigen adalah potongan
protein kecil dari sel kanker yang telah mati.
2. Antigen Presentation
Ini
adalah tahap ketika antigen diambil oleh antigen presentation cell (sel
dendritik), yang kemudian membawa antigen ke tempat pembuangan lokal di
kelenjar getah bening.
3. Produksi dan Aktivasi Sel T
Di
tahap 3, sel dendritik memberikan potongan antigen pada sel T sehingga kemudian
terproduksi dan teraktivasi.
4. Perjalanan Sel T
Setelah
sel T diaktifkan di tahap 3, mereka masuk ke pembuluh darah dan mencari sel
kanker.
5. Infiltrasi Sel T ke dalam Tumor
Ketika
sel T tiba di lokasi tumor, tugas mereka adalah untuk masuk ke dalam lokasi
tumor. Pada dasarnya, sel T harus menghancurkan dinding pertahanan tumor dan
menembus masuk.
6. Pengenalan Kanker oleh Sel T
Di
dalam tumor, terdapat sel-sel kanker yang akan dikenali oleh sel T yang telah
masuk.
7. Sel T Menghancurkan Sel Kanker
Di
tahap ini, sel T menjadi aktif untuk melawan sel kanker dan mampu
menghancurkannya.
Proses diatas dapat anda simak pada infografis berikut ini :
Tubuh memiliki mekanisme untuk
melawan sel kanker. Hanya saja PD-L1 menjadi penghambat sistem imun atau sel T
untuk menyerang dan menghancurkan sel kanker. PD-L1 adalah protein yang
terdapat di permukaan sel kanker dan menjadi faktor penghalang (disebut juga immune checkpoint) dalam sistem imun di
tubuh kita terhadap kanker.
sumber : kalahkankanker.com |
PD-L1 ketika berikatan dengan
protein lain seperti B7.1 dan PD-1 akan menghambat proses pembentukan dan
aktivasi pasukan sel T di kelenjar getah bening dan menghalangi proses
penghancuran sel kanker oleh sel T di dalam tumor.
Imunoterapi memiliki tujuan mengembalikan fungsi sistem imun dengan cara memblokir ikatan PD-L1 dengan protein lain sehingga sel T dapat mengenali sel kanker dan kemudian menghancurkannya. Imunoterapi kanker bekerja pada tahap pembentukan dan aktivasi pasukan sel T di kelenjar getah bening dan penghancuran sel kanker di dalam tumor.
Contoh imunoterapi kanker yang
telah dikembangkan antara lain adalah anti PD-L1, anti PD-1 dan anti CTL4.
Metode imunoterapi ini sendiri
berkembang dari penelitian yang telah dilakukan selama bertahun – tahun oleh
para peneliti yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara
sistem imun dan bagaimana sistem imun ini bekerja untuk melawan berbagai jenis
penyakit.
Secara sederhana kita bisa
menganalogikan bahwa untuk melawan para penyerang berupa berbagai infeksi, sel –
sel abnormal seperti kanker dan berbagai jenis penyakit lainnya adalah dengan
menguatkan pertahanan dari dalam tubuh. Termasuk didalamnya menghancurkan
protein yang menghambat kerja sistem imun tersebut.
Mengenal
PD-L1 Lebih Jauh
Seperti telah dibahas di atas,
PD-L1 merupakan salah satu penghambat bekerjanya sistem imun untuk
menghancurkan sel kanker dalam tubuh. PD-L1 bisa diibaratkan seperti rem yang
menahan kerja sel T yang bisa diibaratkan seperti polisi yang bertugas menghancurkan
sel – sel kanker yang terkenal cerdik dan mampu bersembunyi dari deteksi dan
perlawanan di dalam tubuh. Atau dengan kata lain, sel kanker mampu berkamuflase untuk mengelabui sel tubuh sehingga terlihat seperti sel normal.
PD-L1
atau programmed death-ligand 1 dihasilkan oleh sel – sel kanker agar
memblokir sistem imun tubuh menghancurkan dirinya. Agar sel – sel kanker ini
tidak terus berkembang, maka pemblokiran terhadap PD-L1 dan protein penghambat
lainnya harus dilakukan. Inilah inti dari metode Imunoterapi. Anda bisa melihat ringkasannya pada infografis berikut ini :
sumber : kalahkankanker.com |
Hingga saat ini, penelitian
tentang imunoterapi terus dikembangkan oleh para peneliti di seluruh dunia untuk
membantu para penderita dan survivor kanker melawan dan menghancurkan sel
– sel kanker dalam tubuh dan bisa memiliki usia harapan hidup yang lebih
panjang lagi.
Penelitian tentang Imunoterapi dilakukan
oleh Immunotheraphy Centers of Research Excellence (imCORE) Network dan pertama
kali diluncurkan di Washington DC, Amerika Serikat pada November 2016. imCORE
dibentuk untuk mempercepat riset praklinis dan klinis dalam imunoterapi kanker
untuk menemukan obat yang dapat meningkatkan hasil terapi dan mengubah
kehidupan para pasien. Komunitas ini
merupakan salah satu komunitas yang paling besar dalam imunoterapi
kanker yang mencakup 26 institusi riset kanker yang terkemuka di 10
negara.
Saya membayangkan andaikan
penelitian ini telah dilakukan ketika kedua tante saya masih hidup dan mereka
bisa mendapatkan pengobatan dengan metode Imunoterapi. Kanker memang masih
menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Dia bisa menyerang
dimana saja dan kemudian menyebar, menghancurkan sel – sel sehat di dalam
tubuh, biasanya berakhir setelah menyerang otak, paru – paru sehingga
menyebabkan kematian, membunuh induk tempatnya berkembang biak.
Jika anggota keluargamu memiliki
satu atau lebih dari gejala kanker, bersegeralah memeriksakan diri ke dokter.
Jangan menunda lagi, agar seandainya memang ditemukan sel kanker yang
mengkhawatirkan, penanganan bisa cepat dilakukan. Agar kamu bisa memahami
tentang kanker, https://kalahkankanker.com/ merupakan laman
yang memberikan informasi yang sangat lengkap tentang kanker.
Imunoterapi merupakan sebuah
harapan baru bagi pengobatan kanker di seluruh dunia. Saya yakin tidak lama
lagi dunia akan memiliki metode pengobatan berupa imonoterapi yang semakin baik
untuk mengalahkan salah satu momok penghancur dalam kehidupan.
Hiduplah dengan baik, kendalikan
stress, makan dan minum makanan yang sehat sehingga tubuh memiliki sistem imun
yang baik dan kita dan seluruh anggota keluarga bisa terhindar dari semua jenis
penyakit termasuk kanker.
Sumber :
https://www.roche.co.id/
https://kalahkankanker.com/
https://www.alodokter.com/
http://yayasankankerindonesia.org/
Innalilahi wainnailaihi rojiun ... Alfatihah untuk almarhumah Tante Ana dan Tante Rahmi. Merinding aku bacanya, mbak.
ReplyDeleteSemoga riset tentang kanker ini terus berkembang dan membawa banyak manfaat buat semua orang ya, mbak.
Innalillahi... Saya ikut berduka sg kepergian kedua tante mba. Gak kebayang gimana perasaan anaknya saat ibunya meninggal. Ya Allah...
ReplyDeleteSmg dengan ditemukannya imunoterapi ini mampu membantu banyak penyintas kanker yg ada di seluruh dunia. Aamiin
Aku dulu nggak mau kemo, karena memang takut kemo, langsung operasi, karena nyaris kanker.
ReplyDeleteSyuurlah, pengobatan maki berkembang, membantu para penderita kanker
Ya Allah kebayang mbak sedihnya punya riwayat keluarga yg meninggal karena kanker. Sehat itu memang mahal sekali ya mbak, semoga kita terhindar darinya
ReplyDeletesemogaa pengobatan ini bisa jadi solusi terbik untuk para penyintas kanker ya mbak ria... new hope
ReplyDeleteThe best defense is early detection! Kanker bisa dideteksi sejak awal dan jangan sampai terlambat.. aku masuk tahun ke-lima survivor breast cancer
ReplyDeleteIbu mertua dan om saya juga terkena kanker Mbak. Tapi ya itu terdeteksinya setelah sudah stadium lanjut. Rata2 orang masih takut tes atau cek up, katanya kalau tau ada sakit malah merasa putus asa. Tapi saya setuju dengan Mbak Indah, lebih baik terdeteksi sejak awal supaya bisa cepat ditangani.
ReplyDeletePenemuan baru ini ya mba, dengan menguatkan sistem imun tubuh, diharapkan bisa menggempur sel kanker dengan lebih maksimal. Semoga makin banyak penderita kanker yang bisa disembuhkan dengan imunoterapi ini.
ReplyDeleteSemoga dengan perkembangan ilmu pengetahuan, makin banyak pengidap kanker yang bisa ditolong. Dan, makin banyak orang yang aware soal kanker.
ReplyDeleteSelalu sedih kl inget org2 tersayang yg akhirnya hrs menyerah krn penyakit ini ya mbak, termasuk alm mama saya. Belajar dr pengalaman, kita hrsnya lbh aware utk knowledge2 barunya. TFS mbak
ReplyDelete