“Kak,
ada daftar gathering ASUS kemaren?”
Sebaris
pesan Whatssap dari Ruziana (rekan blogger), saat saya tengah mengikuti acara
dinas di Batam, Kamis sore itu, muncul di Hp saya.
Jujur,
saya sendiri lupa, sudah daftar atau belum. (belakangan sering begini, entah
faktor U, entah kebanyakan pikiran, atau karena keseringan ngisi form blog job,
ehh).
“Kalau
mau ikut...masih ada slot.” Ruziana kembali mengirim pesan.
Saya
sempat bimbang. Untuk acara dinas saja, saya bakal melalui 2 hari di Batam.
Jika dilanjutkan dengan gathering, maka waktu kepulangan saya ke Tanjunginang
pun harus tertunda. Memang sih, anak-anak sudah terbiasa dengan frekuensi bepergian
dinas luar kota saya yang cukup sering. Hanya saja, belakangan ini saya lebih
selektif. Jika dinas keluar kota masih bisa digantikan orang lain, saya lebih
suka menghabiskan waktu bersama keluarga.
Akan
tetapi....helloo, this is ASUS gathering, gaes! Rasanya seperti durian runtuh
kala mendengar gathering ini akan diadakan di Batam. Dan ....mengingat saya sudah
berada di kota terpadat penduduknya di Kepri ini, kenapa nggak saya coba aja?
Akhirnya,
dengan bismillah, saya mendaftar.
Alhamdulillah,
Ruziana benar, masih ada slot. Saya kemudian diberi link WAG oleh Lina Sasmita,
komandan blogger Kepri untuk bergabung. Maka, keesokan harinya, selepas menuntaskan
agenda dinas yang kedua, saya pun segera extend hotel room, dan.....cao ke mal
buat beli baju!
Jadi
ceritanya, karena agenda dinas hanya 2 hari, saya pun bawa baju hanya 2 stel : 1
untuk tidur dan 1 stel gamis. Untuk jilbab pun saya pinjam temen, hehe. Nah, enggak
mungkin ‘kan hadir di gathering dengan baju yang 2 hari belum dicuci?
Singkat
cerita, Sabtu tanggal 30 Maret 2019, selepas check in, saya pun langsung menuju
lokasi acara di Duck King, Nagoya Citiwalk, yang untungnya jarak tempuhnya
hanya lima menit dari Beverly Hotel tempat saya menginap.
Saat
tiba di lokasi, sudah ramai blogger yang hadir. Hujan yang turun sejak pagi
ternyata tak menyurutkan semangat mereka. Alhamdulillah, meski telat, saya ketiban
“rejeki” langka : bisa duduk di barisan paling depan dan semeja langsung dengan
dua pematerinya. Siapa lagi kalo bukan travel blogger femes mbak Katerina dan
youtuber kondang sekaligus content creator mas Anjasmaradita.
duduk semeja dengan mas Anjasmaradita dan mbak Katerina (photo by : Anjasmaradita) |
bareng mbak Rien (photo by : Anjasmaradita) |
Sesuai
rundown, acara diawali dengan registrasi dan makan siang. Dan pertama kalinya
mencicipi menu di resto Duck King ini, saya nggak ragu untuk kasih dua jempol!
Semua makanannya lezat, cocok di lidah, hanya bebeknya saja yang agak alot.
Mudah-mudahan setelah ini saya punya mood untuk menulis ulasan tentang Duck
King.
Menu di Duck King (doc. pribadi) |
Sekarang
mari lanjut tentang acara. Sekitar pukul satu siang lewat sedikit, acara inti
pun dimulai. Mas Anjas terlebih dulu memperkenalkan mbak Katerina, portofolio pencapaian
dan prestasi beliau, dilanjutkan dengan sessi pertama yang diisi oleh mbak Kat,
atau kita memanggilnya mbak Rien. Travel blogger yang mungil dan energik ini
menceritakan pengalaman dan tips-tipsnya sebagai seorang travel blogger, kisah
dibalik layar terpilihnya beliau untuk
bekerjasama dengan ASUS, even-even ASUS yang pernah ditangani, dan sebagainya.
Kedua pemateri in action |
Satu hal yang paling melekat dalam benak saya dari pemaparan mbak Rien, bahwa
branding itu penting banget untuk seorang blogger. Adalah penting untuk
menampilkan kita yang ingin dikenal sebagai apa dan siapa, baik di blog maupun
socmed kita. Dan untuk itu, kita juga harus konsisten. Jalani aktivitas ngeblog
dengan hati senang agar bisa terus bertahan. Hiks. Masalah branding ini selalu dan selalu banget menohok saya. Karena semua kanal socmed dan blog saya isinya gado-gado. Untuk blog, untungnya ada title yang lumayan keren untuk konten gado-gado begini : lifestyle. Tapi kalo untuk socmed? Sebutan apa yang "layak" buat akun dengan isi macam-macam, mulai dari promo buku, tautan blog, photo challenge, quote-quote, aktivitas sebagai ASN hingga jadi buzzer?
Jadi, biar nggak kelihatan banget dosa campuraduknya, saya menaruh title penulis pada bio profil IG maupun fanpage FB. Karena penulis punya range yang teramat sangat luas, ye 'kaan? Dan Alhamdulillah, kaya'nya brand saya sebagai penulis novel udah terbangun lebih dulu. Jadi masih lumayanlah buat menyelamatkan "wajah" akun socmed saya yang campuraduk.
Ini kenapa pula jadi curhat?
Mari kita kembali lagi ke jalan yang benar...
Sessi
berikutnya diisi oleh mas Anjasmaradita. Youtuber dengan channel utamanya
Daunnet Film yang sudah memiliki 268 ribu subscriber ini, memaparkan secara
teknis dan detail tentang spesifikasi dari 3 (tiga) produk terbaru laptop ASUS yang
diperkenalkan pada gathering ini : Zenbook 13 UX333, Zenbook 14 UX433 dan Zenbook
15 UX533.
Nah,
jujur lagi, saya termasuk orang yang awam banget dengan bahasa-bahasa
teknologi. Jadi, ketika satu per satu
slide informasi tentang produk dijelaskan oleh mas Anjas, saya berusaha
maksimal untuk mengoneksikan semua penjelasan tersebut dengan aktivitas saya, apa
yang paling saya inginkan dan butuhkan dari piranti teknologi bernama laptop.
Buat
saya, inilah poin terpenting. Meskipun saya saat ini memiliki laptop yang
Alhamdulillah saya peroleh sebagai hadiah lomba dan setia menemani aktivitas saya
sejak 5 tahun lampau, saya merasa bahwa sudah saatnya saya move on ke piranti
yang lebih canggih.
Saya
nggak akan ngebahas terlalu panjang tentang suka duka yang sudah saya alami bersama
laptop saya. Tetapi, saya ingin cerita sedikit tentang aktivitas saya, dengan
harapan, kalian memahami keinginan saya untuk mengganti laptop bukannya
karena saya enggak setia dan mengaminkan harapan saya tersebut.
Saat
ini, saya bekerja sebagai seorang ASN pada satu institusi utama, ditambah 2
tugas perbantuan pada 2 lembaga berbeda. (meski mengabdi pada 3 institusi,
tetapi gajinya tetap 1 kok *just info, kali aja ada yang ngira gajinya juga
dikali 3).
Selain itu, saya juga masih aktif menulis buku,
konten web, dan tentu saja konten blog saya sendiri. Jadi, dengan semua aktivitas
ini, boleh dibilang, nyaris setiap hari saya harus menggunakan laptop termasuk
saat weekend dan dinas keluar kota. Kisah lebih detil tentang aktivitas saya
ini sudah pernah saya tuangkan di sini (ini artikel saat mengikuti lomba review
ASUS beberapa bulan lalu yang Alhamdulillah belum menang, hehe).
Jadi,
mungkin ada yang udah penasaran, apakah spesifikasi dari series terbaru ASUS Zenbook
ini bisa memenuhi semua harapan saya akan cinta sejati, eh, untuk menunjang multi
aktivitas saya tersebut? Yuk, ikuti ulasan saya berikut ini tentang si ASUS
Zenbook :
1. Desain yang
ringkas dan berkelas
Pertama kali melihat dan memegang langsung laptop ini, saya
langsung dibuat terpesona. Ketiga seri Laptop Zenbook ini menggunakan
desain frameless NanoEdge Display dengan bezel
ultra-tipis. Buat yang enggak tahu apa itu bezel, itu loh, frame atau
bingkai luar layar laptop. Teknologi
eksklusif NanoEdge Display membuat bezel pada keempat sisi
layar laptop Zenbook ini hanya berukuran 2,8 milimeter hingga 5,9 milimeter saja. Jauh lebih kecil dibandingkan laptop konvensional yang bezelnya
bisa mencapai 20 milimeter.
Bezel inilah yang kemudian bisa memberikan pengalaman
visual tanpa batas dengan screen-to-body ratio mencapai 95%. Juga yang membuat tiga
seri laptop ini memiliki bodi lebih ringkas, bahkan paling ringkas di antara
laptop sekelasnya. Atau dengan kata lain, bezel tipis ini
membuat tampilan layar menjadi lebih besar dan performa laptop menjadi lebih
elegan.
Namun, apa yang paling bermanfaat dan menarik bagi saya
dengan teknologi nanoEdge Display yang menghasilkan bezel ultratipis ini adalah
: ukuran laptop menjadi lebih ringkas dan gampang dibawa kemana-mana.
Maklumlah, sebagai emak-emak karir yang tetap ingin
terlihat modis dalam apapun kesempatan namun tetap dapat bekerja dimanapun,
yang paling saya inginkan adalah bisa membawa laptop didalam tas tangan tanpa
harus dibebani ransel ekstra atau tas khusus untuk laptop.
Dan.....Alhamdulillah laptop Zenbook seri ini adalah
laptop yang sangat memahami (keinginan saya). Silakan lihat pada gambar
berikut, bagaimana laptop Zenbook ini bisa muat di dalam tote bag saya dan tas
saya tetap terlihat ramping. (adegan ini saya lakukan didalam bis saat
rombongan menuju ke Barelang usai menuntaskan acara di Duck King. Sempat
melintas ide di benak saya untuk membiarkan
saja si Zenbook tetap berada didalam tas yang emang nggak kelihatan, supaya nanti
saya bisa puas-puasin berfoto dengan laptop ini di TKP. Sayang, baru beberapa
menit udah ada yang neriakin, “laptop yang satu lagi manaa??”)
Kalian bisa lihat di slide ini, betapa series terbaru ini
mengalami “penyusutan” menjadi 25% lebih kecil dibandingkan keluaran pada
tahun-tahun sebelumnya.
Apa yang nggak kalah menggembirakan, series terbaru ASUS
Zenbook ini enggak hanya ringkas tetapi juga ringan. Beratnya hanya 1,19 gram dengan
batere untuk seri UX333 dan UX 433, dan 1,67 gram untuk seri UX533 (tanpa
batere beratnya hanya 985 gram). Itu berarti, saya tetap bisa bergerak lincah meskipun
didalam tote bag saya ada si Zenbook tanpa bahu saya menjadi miring sebelah
karena keberatan muatan.
2. Kenyamanan tingkat tinggi
Salah satu alasan kenapa saya udah ngebet pingin ganti
laptop, adalah faktor kenyamanan saat mengetik. Untuk laptop yang sekarang saya
pake, keypad-nya tergolong agak sensitif. Pada masa-masa awal menggunakannya,
sudah tak terhitung berapa kali saya ngalamin huruf di layar yang berpindah posisi,
terpencet tombol delete tanpa saya sadari hingga tahu-tahu saja layar yang
semula dipenuhi huruf jadi putih bersih suci, dan sebagainya.
Meskipun seiring tahun, saya kian mampu beradaptasi
dengan “kehalusan” keypad laptop saya, tetapi, tentu saja pekerjaan saya akan
lebih efisien dan efektif jika piranti teknologi yang saya gunakan bisa memberi
kenyamanan ekstra saat mengetik.
Nah, kelebihan itulah yang dimiliki oleh keyboard pada series
ASUS Zenbook ini. ASUS Zenbook dilengkapi full-size
backlit keyboard yang menghadirkan pengalaman mengetik lebih nyaman dari keluaran sebelumnya. Dengan key travel
sejauh 1,4 milimeter, setiap tombol pada jajaran laptop ZenBook Classic terbaru
terasa sangat nyaman ketika ditekan. Ditambah LED backlit, mengetik menggunakan
laptop ini pun menjadi tetap nyaman meski dalam keadaan gelap. Jadi, dalam kondisi on, dari celah-celah keypad seperti mengeluarkan
cahaya putih. Keren dah pokoknya.
mas Anjas lagi menjelaskan tentang keyboard ASUS Zenbook |
Masih seputar kenyamanan saat mengetik, seri ZenBook 13
dan 14 juga hadir dengan fitur eksklusif ASUS NumberPad. Fitur ini merupakan pengganti
tombol numpad fisik yang biasanya ada pada laptop besar dan tidak bisa
dihadirkan di laptop berukuran kecil. Cukup dengan
menekan ikon di ujung touchpad, NumberPad akan muncul lewat lampu LED yang
sudah terintegrasi dengan touchpad. Cahaya berwarna biru
yang muncul di sekitar Numpad semakin membuat penampilan laptop Zenbook ini
tampak bersinar dan eksklusif.
Yang biru itu tuh Numpad-nya, keren 'kan? |
Mungkin ada yang bertanya, apa fungsi numpad ini?
NumberPad berguna buat kamu yang sering
memanfaatkan tombol numpad untuk memasukkan data ataupun melakukan perhitungan
lewat aplikasi kalkulator. Singkat cerita, seri ini memang dirancang
sebagai penunjang produktivitas on-the-go. Sementara
di ZenBook 15, ASUS tetap menghadirkan tombol numpad fisik karena dimensi
laptop ini cukup besar untuk menampung tombol tersebut.
Kenyamanan lainnya pada series ini juga dihadirkan oleh teknologi
ergolift. Fitur
ErgoLift Design ini akan mengangkat bodi laptop dan
membentuk sudut 3 derajat ketika digunakan. Sudut inilah yang kemudian dapat meningkatkan kenyamanan saat mengetik
sekaligus meningkatkan performa audio serta mengoptimalkan sistem pendinginan.
gambar dari : dailysocial.id |
3.
Spesifikasi premium tanpa kompromi
Seri ZenBook terbaru ini memang dirancang dengan
performa terbaik untuk pengguna on-the-go. Salah satunya adalah
dilengkapi prosesor Intel Core generasi ke-8 yang didukung
oleh GPU NVIDIA GeForce untuk performa komputasi dan grafis terbaik di
kelasnya. Opsi GPU NVIDIA GeForce MX150 tersedia untuk ZenBook 13 dan 14.
Sedangkan ZenBook 15 ditenagai oleh GPU yang lebih kencang yaitu NVIDIA GeForce
GTX 1050 Max-Q.
Semua model ZenBook terbaru ini juga sudah menggunakan NVMe PCIe
SSD berperforma tinggi dengan kapasitas hingga 512GB, serta dilengkapi RAM
hingga 16GB. NVMe SSD ini memiliki kecepatan baca dan tulis
yang lebih cepat dibandingkan SSD SATA standar. Dengan demikian, series ZenBook terbaru ini sangat ideal untuk digunakan
sebagai laptop sehari-hari yang serba guna, baik untuk bekerja, menikmati
hiburan, membuat konten, hingga bermain game.
Nah, spesifikasi sekomplit ini jelas sangat-sangat
menunjang pekerjaan saya yang lumayan banyak. Waktu saya di depan laptop bisa
lebih efisien saat membuat desain gambar dan grafis untuk blog sekaligus
menulis sambil muter youtube dan browsing referensi, dan belakangan saya juga
mulai belajar membuat dan menyunting video.
Oh ya, dari penjelasan mas Anjasmaradita, saya baru tahu
kalo laptop dengan jenis hard disk penyimpan data seperti laptop yang saya
gunakan sekarang, TIDAK boleh dibiarkan dalam kondisi sleep saat tidak
digunakan, karena rentan rusak dan panas. (Hiks, pantes aja laptop saya
beberapa kali harus diopname. Saya emang jarang men-shut down setiap selesai
digunakan, cukup dalam mode-sleep aja).
Nah, sebaliknya dengan seri Zenbook yang sudah
menggunakan penyimpan data jenis SSD, saat tidak digunakan, mau di-shut down
atau dalam mode sleep, atau saat buru-buru langsung ditutup tanpa dimatikan,
prosesor dijamin aman. Aduh, bikin tambah mupeng aja, ye ‘kaan?
Itu saja?
Tentu saja tidak! Dalam hal konektivitas pula, semua model
ZenBook terbaru sudah dilengkapi dengan gigabit-class WiFi dan ASUS WiFi Master Technology, yang membuat series laptop ini
selalu memiliki koneksi jaringan yang stabil. Sebagai tambahan, Bluetooth 5.0
memungkinkan ZenBook terbaru dapat dihubungkan dengan berbagai perangkat
terkini.
Dan kualitas dari spesifikasi premium ASUS Zenbook pada
poin 3 ini emang terbukti. Saat saya menghadiri seminar Youtube Content Creator
yang digelar sehari setelah ASUS blogger gathering, pada sessi simulasi
penggunaan Adobe Premiere Pro untuk menyunting video, semua proses penyuntingan
berlangsung dengan cepat tanpa buffer apalagi lola. Setiap di-klik, proses penyuntingan
langsung action.
4. Tangguh dan berdaya tahan tinggi
Series ASUS ZenBook terbaru hadir dengan
ketahanan baterai yang tinggi yaitu 14 jam untuk seri ZenBook 13 dan 14, serta
16 jam untuk seri ZenBook 15. Dengan ketahanan ini, kita bisa beraktivitas seharian di depan laptop tanpa perlu
mengisi daya baterai. And surely....I love this fact!
Saya emang paling males bawa-bawa charge laptop. Biasanya
saya charge sampe penuh dulu di malam hari untuk “bekal” nyawa laptop saya
keesokan harinya di kantor. Tetapi, meski charge laptop saya udah ganti baru,
tetep aja daya tahannya enggak pernah lebih dari 5 jam. Udah kode sepertinya,
ke depan giliran laptopnya yang harus ganti baru dengan ASUS Zenbook, hehe.
Hebatnya lagi, laptop Zenbook ini juga bisa digunakan
untuk men-charge ponsel meskipun dalam keadaan off lho gaes! Dan ini sudah
dibuktikan oleh beberapa teman yang ponselnya udah sekarat saat perjalanan kami
berakhir di Golden Fish Restaurant. Berhubung sessi foto-foto bersama si
Zenbook udah kelar, jadilah si Zenbook kemudian difungsikan buat men-charge
ponsel.
Dari sisi ketangguhan, seri ZenBook
terbaru ini sudah mengantongi sertifikasi Military Grade MIL-STD-810G,
menandakan bahwa laptop ini memiliki durabilitas tinggi. Seri ini telah lolos standar uji ketahanan internal ASUS juga dalam berbagai
pengujian ekstrem termasuk pengujian pada ketinggian dan kelembapan ekstrem.
Ini jelas keunggulan yang paling diidamkan oleh para professional on-the-go (termasuk saya). Selama ini, saya selalu
rada ketar-ketir kalo membawa laptop dalam perjalanan keluar kota.
Beberapa kali mengalami kerusakan
seperti layar retak dan hard disk error, membuat saya harus memperlakukan
laptop saya seperti kaca rapuh. Di dalam ransel, posisinya enggak boleh berada
di bawah barang berat. Jika harus masuk ke dalam kabin pesawat, posisinya juga
harus aman dan enggak tertindih tas lain.
Nah, kekhawatiran dan perlakuan semacam ini tentunya
enggak perlu ada kalo laptopnya ASUS Zenbook ‘kan?
5. Pengamanan ekstra
ASUS ZenBook UX333, UX433, dan UX533 dibekali dengan sistem
keamanan menggunakan face recognition (sistem pengenal wajah) yang terintegrasi
dengan Windows Hello. Keuntungannya, fitur ini
memungkinkan penggunanya untuk masuk ke dalam sistem tanpa harus memasukkan
password ataupun PIN.
Sistem pengenal wajah ini dirancang menggunakan
kamera infra merah khusus yang dapat memindai wajah secara akurat. Bahkan
kamera masih dapat mengenali penggunanya meski menggunakan aksesori seperti
topi atau kacamata. Sistem keamanan ini membuat seri ZenBook Classic terbaru ini lebih aman sekaligus mudah digunakan, selain
juga lebih keren dan futuristik tentunya.
Pada tabel ini kalian bisa lihat spesifikasi laptop ASUS sesuai yang sudah saya tulis panjang lebar diatas :
Kalo enggak salah, udah sampe Barelang ya? Iyain ajalah
gaes, berhubung saya juga rada gamang tersebab kisah si gathering udah
nyampur-nyampur dengan ulasan tentang si Zenbook, hehe. Jadi, setelah sessi
registrasi, lunch dan seminar di Duck King selesai, kita kemudian lanjut ke
jembatan Barelang pada pukul 15 dengan bis, kita puas-puasin pepotoan di icon
landmark kota Batam ini hingga pukul
16.30, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Golden Fish Restaurant.
Blogger Kepri berfoto menghadap sunset di Golden Fish |
Resto yang satu ini menyajikan makanan khusus seafood.
Dari sini kita bisa melihat sunset yang jatuh diatas jembatan Barelang. Dan
tempat ini sekaligus menjadi titik akhir gathering kami. Acara ditutup dengan
pengumuman pemenang lomba foto dan kuis. Alhamdulillah, saya nyangkut juga jadi
pemenang pada kedua lomba ini.
Para pemenang lomba foto IG |
Para pemenang lomba kuis |
Tentang ASUS sendiri, kredibilitas
dan kualitasnya memang enggak perlu diragukan lagi. Dari sisi marketing,
tercatat sampai bulan November 2018, pangsa pasar laptop consumer ASUS di
Indonesia naik ke angka 41,8 persen. Meningkat dari angka 41,2 persen pada
kurun waktu yang sama setahun sebelumnya. Market share ASUS juga
terus meningkat pada segmen notebook ultrathin dan laptop gaming.
Dari sisi inovasi pula, ASUS
masuk dalam daftar World’s Most Admired Companies dari majalah Fortune dan
berdedikasi dalam menghadirkan
berbagai jenis produk komprehensif dan rangkaian perangkat IT. ASUS juga telah memenangkan 4.511
penghargaan dari organisasi teknologi terpandang dan media IT sedunia di tahun
2016, dan telah meraih lebih dari 721 penghargaan untuk seri Zenfone sejak
tahun 2014. Tuh, gimana produknya enggak gahar, perusahaannya
aja keren sangat.
Rangkaian kegiatan ASUS Blogger Gathering ini
pun tak terlepas dari bagian kreativitas perusahaan yang prestisius ini. 3
(tiga) kata yang tepat untuk mendeskripsikan even ASUS Blogger Gathering ini :
seru, hangat dan informatif.
Buat saya pribadi, kegiatan ini mengajarkan saya
banyak hal. Mulai dari para pemateri yang “mandiri” dalam menyiapkan segala
perangkat namun punya prestasi yang enggak main-main, para blogger yang meski
tak lepas dari canda tawa namun dalam urusan pepotoan, banyak yang menunjukkan
kelasnya sebagai blogger dan fotografer profesional, dan tentu saja even
gathering itu sendiri yang dalam waktu singkat (12.00 – 19.00) mampu merangkum
lima momen sekaligus : seminar, touring, kuis, foto-foto dan makan-makan. Ini
jadi inspirasi tersendiri buat saya, tentang bagaimana sebuah even dikemas
dalam suasana yang fun, dipenuhi aura semangat, enggak ngebosenin tetapi
outputnya nyata.
Sebagai penutup tulisan ini, saya mau berbagi
pantun nih :
Cik
Amat bersongkok miring
Pergi
membeli si ikan kering
Bahagia
sungguh mengikuti ASUS Blogger Gathering,
Produknya
elegan acaranya hebring
Padi
merunduk tanda berisi
Jaga
bicara tanda mulia
Semoga
ASUS terus berinovasi
Memancarkan
prestasi yang mendunia
Tabik dan sukses selalu buat ASUS, terima
kasih banyak buat mbak Katerina dan mas Anjasmaradita untuk semua ilmu dan
inspirasi yang Allah perkenankan untuk kalian berikan, dan kepada rekan-rekan
blogger yang sudah meramaikan ASUS Blogger Gathering, semoga kita dapat bertemu
lagi pada acara-acara mendatang yang lebih seru ya gaes!
Seru acaranya.. belum bisa move dari Asus..
ReplyDeleteiya seru banget acaranya...
Deletengangenin
Kalau mbak Ria udah nulis, aku pasti terpesona.
ReplyDeleteMantul mbaaak.
Makasih banyak
Seruuu ya mba. Beruntung banget lah kota-kota yang kebagian acara gatheringnya Asus. Acaranya 'berisi' banget! :)
ReplyDelete