“Editor saya bilang, novel saya sudah dicetak ulang. Tapi,
saya belum pede mau publish, karena tiras cetaknya nggak begitu besar.”
“Wah, selamat mbak. Tidak penting jumlahnya besar atau
kecil. Namanya cetak ulang, berarti bukunya banyak yang baca ‘kan?”
Inilah sepenggal obrolan via WA antara saya dan Shabrina WS
tempo hari. Shabrina benar, buat seorang penulis, tidaklah penting berapa
persisnya jumlah buku yang dicetak ulang, tetapi, ketika sebuah buku dicetak
ulang, setidaknya, itu sudah mengisyaratkan tingkat serapan pasar dan respon
konsumen yang cukup baik.
Dan, tentu saja, di saat pasar novel saat ini
(kabarnya) sedang lesu, ditambah maraknya novel-novel yang dipublikasi via
wattpad dan webtoon yang dapat diakses dengan gratis, kabar cetak ulangnya
novel The Secret of Room 403 ini terasa membahagiakan.
(baca juga : Novel The Secret of Room 403 ; Behind The Scene) .
Dari sisi penerbit sendiri, cetak ulang bisa mengindikasikan
beberapa hal : tingkat serapan pasar, tingkat permintaan, upaya memastikan stok
tetap tersedia dalam jumlah cukup, dan sebagainya. Jadi, tidak semua cetak
ulang selalu terhubung dengan buku yang telah habis terjual.
Apapun alasannya, tetap saja, buat seorang penulis, buku
yang dicetak ulang, entah besar atau kecil tirasnya, membawa arti dan
kebahagiaan tersendiri. Setidaknya, ini bisa jadi penyuntik optimisme bahwa
dunia buku belum lagi pudar. Masih banyak orang yang terus membutuhkan dan
menanti buku cetak, tak tergantikan oleh e-book dan buku online yang
dipublikasi gratis melalui berbagai situs.
Baru-baru ini juga, seorang teman penulis pictbook anak mengabari
tentang angka royaltinya yang mencapai puluhan juta rupiah. Hmm, tentu saja, kabar seperti ini menjadi angin segar buat para penulis buku agar tetap
bertahan, dan terus kreatif menghasilkan buku yang bagus (serta dicari /
dibutuhkan banyak orang).
Terlepas dari soal angka-angka, buat saya pribadi, menulis
buku sudah menjadi semacam candu, terutama buku fiksi / novel. Meskipun saat
ini aktivitas menulis saya sudah terpecah-pecah menjadi banyak cabang, dan
meski tingkat pasaran untuk novel dewasa lumayan segmented, tetap saja, saya
selalu rindu dan berusaha untuk tetap menulis novel.
Ya. Di tengah kesibukan yang terus meningkat, juga
godaan-godaan pekerjaan yang proses dan hasilnya lebih instan dari dunia
blogging, saya selalu butuh motivasi dan penguat untuk terus menulis buku. Jujur saja, menulis
buku, terutama buku fiksi / novel, lebih dari sekadar menuangkan kata-kata,
tetapi harus dibekali dengan riset yang mendalam, juga separuh diri dan emosi
saya ikut terlibat didalamnya. Dan ini semua adalah sebuah proses yang cukup
melelahkan. Jadi, saya pun tak letih memelihara harapan, bahwa para pembaca
yang mengapresiasi titik peluh dan lelah-letihnya para penulis buku serta
menghargai karya literasi, akan terus ada dan bertambah.
Terima kasih saya ucapkan untuk kalian semua yang sudah
berkenan membeli, membaca dan meresensi novel The Secret Room of 403. Izinkan
saya untuk mengunggah beberapa testimoni yang kalian kirimkan lewat media
sosial, whatssap dan email berikut ini :
Buat yang belum memiliki atau membacanya, mudah-mudahan,
secuplik kabar ini cukuplah untuk meyakinkan kalian bahwa tak ada ruginya untuk
turut memiliki dan membaca novel ini, hehe.
Wah keren lho baru terbit udah cetak ulang. Buat kita, ini hal langka yah hehe.. Alhamdulillah masih ada yg mau baca buku.
ReplyDeleteiyah.....surprise dan bersyukur banget rasanya di jaman ini ngalamin cetak ulang :D
Deleteselamat ya mbak...semoga terus menginspirasi... :)
ReplyDeleteTrimakasih....Aamiiin
DeleteSelamat, Kakak! ^_^
ReplyDeleteNamanya cetak ulang berarti memang banyak yang suka.
terima kasih :D
DeleteSelamat mbak bukunya cetak ulang. Terus semangat menulis dan berkarya :D
ReplyDeleteTerima kasih yaa...
Deletepengin punya novelnya mbak...
ReplyDeleteoya kalo saya lebih suka baca buku, bukan ebook atau di watpadd
Sama mbak....mata sy gak kuat baca ebook
Deletebaru liat covernya aku lgs tertarik mw beli deh mbak... bikin pengen tau banget soalnya :).. tebakan pertama td, ini horor genre, tp kyknya bukan yaa :D.. makanya jd penasaran mau baca
ReplyDeleteHistory thriller..ada travellingnya juga...semoga nanti berkesempatan baca yaa
DeleteApapun itu, mendengar kata cetak ulang saya yang belum terlalu paham dengan dunia penulis pun ikut senang.
ReplyDeleteMembacalah maka moodmu akan balik hahahaha, pepatah abal-abal ala saya nih mba. Kalo stuck, slalu cari bacaan atau nggak nonton film :)