gambar dari sini |
Ramadhan
baru saja berlalu. Tibalah saatnya menikmati kemenangan di hari Lebaran. Namun,
Ana merasa ada yang kurang beres dengan tubuhnya. Baju-baju barunya terasa
sempit. Padahal, dia membelinya saat bulan puasa dengan ukuran yang pas. Merasa
was-was, Ana lalu naik ke timbangan. Dan....kekhawatirannya terbukti, berat
badannya memang naik!
Adakah diantara anda
yang pernah mengalami seperti Ana? Hal ini bukanlah sesuatu yang mustahil walaupun
di bulan puasa frekuensi makan kita menurun menjadi dua kali sehari. Kegemukan
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hormon, genetis, efek
obat-obatan, dan sebagainya, namun secara umum, kegemukan disebabkan oleh faktor
berikut :
a) makan melebihi porsi
yang dibutuhkan tubuh,
b) penggunaan energi
yang rendah, atau
c) kombinasi keduanya.
Pada bulan puasa,
fenomena ini bisa saja terjadi disebabkan hal-hal berikut ini :
- Kecenderungan untuk melakukan “balas dendam” saat berbuka
Rasa
lapar dan haus yang ditanggung seharian dapat mendorong seseorang melakukan balas
dendam dengan makan dan minum sebanyak-banyaknya saat berbuka. Padahal, makan secara
berlebihan akan membuat pankreas bekerja keras mengeluarkan insulin. Dan proses
ini membutuhkan banyak energi sehingga apa yang terjadi kemudian adalah gula
darah justru kembali turun. Sebagai akibatnya, orang akan merasa lemas dan
mengantuk usai berbuka. Jika dia berusaha mengatasinya dengan cara kembali makan
dan minum agar kembali bertenaga, sangat memungkinkan porsi makanan yang
dikonsumsi melebihi kebutuhan dan tubuh menyimpannya sebagai lemak.
- Mengonsumsi banyak minuman manis saat berbuka
Kebiasaan
ini juga berpotensi menambah berat badan karena :
- dapat menyebabkan terjadinya lonjakan
kadar gula dan memicu rasa lapar sehingga nafsu makan pun bertambah. Akibatnya,
kita pun akan terdorong untuk makan dalam porsi besar.
-
Minuman manis mengandung kalori cukup
tinggi. Sebagai gambaran, segelas es cendol mengandung tak kurang dari 300
kalori. Jumlah kalori ini setara dengan sepiring nasi porsi sedang (kira-kira 7
sendok makan) ditambah sebutir telur. Kelebihan glukosa yang terkandung dalam
minuman manis dengan mudah dapat berubah menjadi lemak tubuh dan glikogen. Apabila
pola ini terus berulang selama bulan puasa, maka berat badan pun otomatis akan
bertambah.
- Kebiasaan tidur usai makan sahur
Karena
mengantuk, tak sedikit orang yang langsung tidur usai menyantap makan sahur. Kebiasaan ini dapat menyebabkan proses pencernaan makanan terganggu.
Karbohidrat membutuhkan sekurang-kurangnya dua jam untuk dicerna, protein butuh
tiga jam dan lemak memerlukan empat jam untuk bisa dicerna oleh tubuh.
Ketika
seseorang langsung tidur, maka oksigen akan berpindah semua ke lambung. Ini
membuat lambung tidak bisa bekerja dengan cepat dan oksigen yang mengalir ke
otak jadi berkurang, sehingga saat bangun tidur akan terasa mual, pusing dan
lemas. Akibat proses metabolisme yang tidak sempurna ini dapat menyebabkan
terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh yang dapat memicu kegemukan.
- Kurang asupan air putih
Dorongan
untuk makan dan minum minuman manis secara berlebihan saat berbuka dapat mengurangi
keinginan untuk minum air putih karena perut sudah terasa penuh. Padahal, kebutuhan
cairan tetap harus terpenuhi selama bulan puasa. Konsumsi air putih yang cukup juga
akan meningkatkan proses pembakaran lemak di dalam tubuh. Orang dewasa
rata-rata memerlukan 8 gelas atau 2 liter air putih per hari. Dan ini bisa
dipenuhi dengan pola 2+4+2 (2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari dan 2
gelas di saat sahur) dalam mengonsumsi air putih. Namun jika perut telah terisi
penuh oleh makanan dan minuman manis, jumlah ini akan sulit terpenuhi dan
dengan sendirinya proses penguraian lemak juga tidak akan berjalan optimal
karena tubuh tidak cukup terhidrasi.
- Kurang beraktivitas di siang hari
Sebagai
efek lanjutan dari poin 3 dan 4 di atas, yaitu proses metabolisme yang tidak
berjalan optimal dan kurangnya asupan air putih, membuat kita akan cepat merasa
lemas di siang hari. Akibatnya, kita pun akan mengurangi aktivitas dan
cenderung bermalas-malasan di siang hari bulan puasa. Kurangnya aktivitas ini
dapat menyebabkan kenaikan berat badan saat asupan kalori di malam hari justru
lebih tinggi dibandingkan energi yang dikeluarkan.
- Penurunan metabolisme tubuh
Saat
puasa, kebutuhan energi untuk kebutuhan basal tubuh atau basal metabolism rate
(BMR) menurun. Itu sebabnya jika asupan kalori kita di bulan puasa tidak jauh
berbeda dengan hari biasa sementara aktivitas kita justru jauh berkurang, ini
juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
- Penyerapan makanan berlangsung efektif
Dalam
durasi lebih kurang 14 jam berpuasa, tubuh menjadi sangat efektif dalam
mengolah makanan sehingga dapat diserap sempurna oleh pembuluh darah termasuk
untuk penyediaan stok energi. Penyediaan energi yang cukup namun tidak
dibarengi dengan aktivitas pembakaran kalori yang memadai dapat menyebabkan
tubuh menjadi lebih gemuk usai bulan puasa.
Lantas, bagaimanakah cara yang tepat agar terhindar
dari mengalami kenaikan berat badan seusai bulan puasa dan kesehatan fisik
tetap terjaga?
Cara terpenting adalah dengan mengonsumsi air putih
dalam jumlah cukup, yang dalam hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pola
2+4+2. Konsumsi air putih dalam jumlah cukup terbukti sangat efektif untuk
mencegah kenaikan berat badan bahkan dapat membantu proses penurunan berat
badan.
Berikut penjelasan akan manfaat mengonsumsi air
putih dalam jumlah cukup untuk membantu proses tersebut :
1. Membantu
kerja organ hati dan ginjal
Salah satu tugas organ hati di dalam
tubuh adalah mengkonversi lemak menjadi bahan bakar. Tanpa asupan air putih
yang cukup, ginjal tidak akan berfungsi optimal. Akibatnya, hati akan bekerja
ekstra keras untuk membantu ginjal. Ini menyebabkan hati tidak dapat berfungsi
dengan baik, lemak dalam jumlah dan jenis tertentu tidak dapat dikonversi
menjadi bahan bakar hingga terakumulasi dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Oleh karenanya, asupan air putih yang cukup sangat diperlukan untuk memastikan
kedua organ ini dapat bekerja dengan optimal.
2. Mengurangi
rasa lapar
Minum air putih dalam jumlah cukup akan
mengurangi keinginan untuk makan berlebihan. Saat bulan puasa, ini bisa dilakukan
dengan menerapkan pola 2+4+2. Minumlah segelas air putih untuk mengawali
berbuka, dan segelas lagi sebagai penutup berbuka (2 gelas saat berbuka).
Dilanjutkan dengan minum segelas air putih sebelum makan malam, segelas setelah
makan, segelas usai tarawih dan segelas sebelum tidur (4 gelas di malam hari)
dan pada saat sahur, minumlah segelas sebelum makan dan segelas setelahnya (2
gelas di waktu sahur).
Jadikan pola 2+4+2 ini sebagai standar
kecukupan yang wajib kita penuhi. Dengan demikian, kita juga akan terhindar
dari dorongan untuk makan berlebihan karena memprioritaskan asupan air putih
yang cukup.
3. Membantu
proses pembakaran kalori
Menerapkan pola 2+4+2 atau mengonsumsi
sekurang-kurangnya 2 liter air putih sehari dapat menjadikan tubuh lebih langsing.
Ini disebabkan kondisi tubuh yang cukup terhidrasi dapat membantu metabolisme
tubuh membakar kalori 3% lebih cepat.
4. Mencegah
terjadinya dehidrasi kronis
Sebuah fakta cukup mengejutkan
dikemukakan oleh Prof. Yoo Taiwoo, Kepala Klinik Doctor U’s Body Mind and Life
training Korea, bahwa kekurangan 1-2% cairan dalam waktu lama dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi kronis tanpa kita menyadarinya. Ini dikarenakan dehidrasi
kronis tidak menimbulkan rasa haus dan gejala-gejala seperti yang terlihat pada
dehidrasi akut, yaitu kondisi di mana seseorang kekurangan cairan mulai dari 3%
hingga 11%. Hanya saja, seseorang yang
mengalami dehidrasi kronis sulit membedakan rasa haus dan lapar. Ketika tubuhnya
kekurangan air, seharusnya dia merasa haus. Tetapi dia justru merasakannya
sebagai gejala lapar dan mengatasinya dengan makan. Hal ini membuat tubuhnya
tetap kekurangan cairan, sementara di sisi lain asupan makanan justru
bertambah. Inilah yang membuat seorang penderita dehidrasi kronis cenderung
bertambah gemuk.
Hal ini sesungguhnya tidak akan terjadi jika
kita memenuhi kecukupan hidrasi dengan minum air putih minimal 2 liter per hari.
Dan selama bulan puasa, kita bisa memenuhinya dengan menerapkan pola minum
2+4+2.
5. Memperlancar
distribusi nutrisi
Mengonsumsi air putih dengan pola 2+4+2
atau 8 gelas sehari akan melancarkan peredaran darah dan mendukung distribusi
nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Nutrisi yang cukup akan membantu menjaga
kondisi tubuh tetap sehat dan bugar di bulan puasa. Dengan tubuh yang sehat dan
bugar, aktivitas selama puasa pun dapat berlangsung normal, metabolisme berjalan
optimal sehingga dapat menghindari terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh.
6. Membantu
proses detoksifikasi
Rutinitas untuk minum air putih dengan
pola 2+4+2 selama bulan puasa sangat membantu dalam meluruhkan toksin-toksin
yang tersisa di dalam tubuh. Ditambah lagi bahwa dengan berpuasa dapat mendorong
terjadinya proses detoksifikasi secara efektif. Jika tubuh kita terbebas dari
toksin, maka akan meningkatkan penyerapan nutrisi dan metabolisme termasuk
metabolisme bahan bakar sebagai sumber energi.
gambar dari sini |
Mengapa AQUA?
Air putih ada bermacam jenisnya, diantaranya yang
lazim dikonsumsi adalah bersumber dari air sumur atau air ledeng yang dimasak juga
air mineral dalam kemasan (botol plastik dan galon). Dalam hal ini, air mineral
AQUA dapat kita jadikan pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidrasi di bulan puasa
dengan pola minum 2+4+2.
Berikut beberapa alasan mengapa AQUA menjadi pilihan
yang paling tepat :
1.
AQUA merupakan pelopor air minum dalam
kemasan sejak tahun 1973 dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola
hidup sehat masyarakat Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Sejak dulu hingga
kini, volume penjualan AQUA tetap menjadi volume penjualan terbesar di dunia
hingga tak ada alasan untuk meragukan kredibilitas AQUA sebagai air mineral terbaik
dalam kemasan.
2.
AQUA berasal dari sumber mata air
terpilih dan terlindungi, dimana dalam prosesnya harus memenuhi 9 poin kriteria
yang kemudian harus melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat selama 1 tahun.
Ini membuat setiap tetes AQUA menyimpan segala kebaikan alam dari sumbernya
yang tetap terjaga dan keseimbangan mineral
alami.
3. Sistem proses dan kualitas AQUA memenuhi
standar Good Manufacturing Practice dan Good Sanitation-Hygienic Practice dan
kualitas produk akhir sesuai dengan SNO 01-3553-2006 atau Codex for Bottle
Water. AQUA juga telah memperoleh berbagai penghargaan yang merupakan wujud
kepercayaan dan kepuasan konsumen, diantaranya Indonesian Best Brand Award
(2003-2004), Indonesian Customer Satisfaction Award (sejak tahun 2003) dan Indonesian
Golden Brand Award (2005-2007). Ini menjadikan AQUA sebagai merk air mineral
terbaik dengan kualitas yang tak perlu diragukan lagi.
4. Sebagai tambahan, AQUA juga secara aktif
melakukan berbagai program untuk menyehatkan konsumen Indonesia, diantaranya program
AKSI (AQUA untuk keluarga sehat Indonesia) dan AuAI (AQUA untuk anak
Indonesia).
Untuk meraih hasil terbaik dalam penjagaan kesehatan
dan terhindar dari mengalami kegemukan usai bulan puasa, maka selain
mengamalkan kebiasaan minum air putih dengan pola 2+4+2, kita juga dianjurkan
untuk mengonsumsi air putih dengan kualitas terbaik, dalam hal ini air mineral
AQUA adalah pilihan yang tepat, teruji dan terpercaya.
Selain itu, kita juga dianjurkan untuk tetap
mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang selama bulan puasa serta
mengonsumsinya dalam jumlah proporsional sesuai kebutuhan, melakukan olahraga
ringan agar tubuh tetap bugar, menghindari kebiasaan buruk seperti langsung
tidur usai makan sahur, bermalas-malasan di siang hari ataupun berbuka dengan
makan dan minum secara berlebihan.
Dengan konsumsi air yang cukup sesuai pola 2+4+2
ditunjang pola hidup dan pola makan yang sehat selama bulan puasa, insya Allah,
kesehatan kita akan tetap terjaga dan berat badan yang ideal seusai bulan puasa
pun dapat kita raih.
Referensi :
- Taiwoo, Yoo. Menjadi Cantik dalam 2 Minggu dengan Air Putih. Bandung. Penerbit Qanita : 2015.
- Wirakusumah, Emma S. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. Jakarta. GPU : 1994
- www.makassar.tribunnews.com
- www.makananuntukdietsehat.com
- www.aquaairmineral.wordpress.com
- www.ciricara.com
Emang banyak, yang atas nama puasa, jadi hobi tidur dan bermalas-malasan... apalagi banyak beredar hadist yang sebenarnya derajatnya dha'if/lemah, namun populer tentang tidur saat puasa pun bernilai ibadah.
ReplyDeleteiya...pernah dengar .. kalau tidurnya orang puasa itu ibadah haditsnya lemah
ReplyDeleteSaya jugaaa. 2-4-2. Makanya kalau puasa konsumsi airnyaa hbs lebih banyak.
ReplyDeleteSamaa....puasa minum jd tambah banyak
ReplyDeleteBanyak minum mengurangi lemak ya Mak. Tapi mengapa lemakku masih juga banyak :(
ReplyDeletetidur habis sahur...duh, susah banget ditinggalin :(
ReplyDeleteditambah faktor2 lain juga kayanya mbak rizka, apalagi kalo kt udah melahirkan, lemak seputar perut n pinggul susah banget diusir
ReplyDeletehuhuu iya mbak nurul, ngantuuk banget ya hbs sahur
ReplyDeletesaya termasuk yang suka tidur habis sahur mak, padahal itu tidak baik ya, makanya badan saya melar habis puasa hehe
ReplyDeleteHbs sahur itu mank super duper ngantuk ya mak..
ReplyDeletewah mbak ria lengkap banget ulasannya
ReplyDeleteNice info, Mak. Salam kenal yaaa :)
ReplyDeletethanki you harie udah berkunjung :)
ReplyDeletesalam kenal mbak melia :)