Judul dan isi buku ini diangkat dari
akun twitter @anakjugamanusia. Akun yang dibuat penulisnya pada Februari 2012,
dengan misi membagi tips-tips untuk menjadi pengingat bahwa anak perlu
diperlakukan dengan baik sebagai manusia seutuhnya. Karena anak adalah titipan
Tuhan yang harus dijaga dengan baik, bukan barang yang dipesan lewat katalog
ataupun robot yang tinggal plug and play.
Dalam buku ini, penulis menekankan bahwa
orang tua sudah semestinya terus belajar dan menuntut ilmu untuk menjadi orang
tua yang baik, antara lain dengan membaca buku tentang parenting, mengikuti
seminar-seminar parenting, mempraktekkannya dan melakukan evaluasi jika
terdapat kesalahan dalam praktek tersebut. Tanpa tambahan ilmu, boleh jadi
orang tua akan menggunakan cara asal-asalan dalam mendidik anak, atau hanya
mencontoh pola asuh yang diterapkan orang tuanya dulu. Padahal, perkembangan
jaman yang begitu pesat menimbulkan implikasi pada perbedaan pola mendidik dan
mengasuh anak dulu dan sekarang.
Disebutkan juga, bahwa pondasi dasar
utama pendidikan seorang anak berada di rumah. Orang tua harus mampu menerapkan
cara berkomunikasi yang baik dengan anak. Diantaranya dengan tak pelit memberi
pujian terhadap anak, menahan diri dari membentak dan memarahi jika sedang
kesal, karena apa yang dikatakan kepada anak, akan memberi pengaruh besar
terhadap kekuatan alam bawah sadarnya. Jadi, jika orang tua selalu mengucapkan
kata-kata yang positif kepada anak, maka konsep diri yang positif akan
terbentuk pada anak, begitu pun sebaliknya.
Hal penting lainnya adalah mendorong
rasa cinta anak terhadap apa yang mereka kerjakan, karena ini akan sangat
berguna bagi mereka saat dewasa kelak (hal. 48). Hadirkan kebahagiaan dan
kenyamanan dalam hidup anak dengan bersikap bijaksana, menghindari perlakuan
diskriminasi, intimidasi dan kekerasan baik fisik maupun verbal terhadap anak. Kebijaksanaan
juga perlu diterapkan saat merespons pertanyaan anak. Karena anak pada umumnya
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Bersungguh-sungguhlah dalam
menanggapi keingintahuan anak, karena ini akan membawa efek positif di mana
anak akan bersungguh-sungguh pula dalam setiap hal. (hal. 72).
Penulis juga menghadirkan kisah Thomas
Alva Edison sebagai contoh, bahwa perlakuan yang tepat terhadap anak akan
membangkitkan potensi maksimal dari si anak. Dikisahkan, Edison dikeluarkan
dari sekolah karena dianggap terlalu bodoh dan idiot. Ibunyalah yang kemudian
mendidik Edison di rumah, memegang peran penting dibalik pertumbuhan Edison
hingga menjadi sosok fenomenal sang penemu listrik dengan memiliki lebih dari
seribu penemuan yang dipatenkan.
Orang tua harus mengajarkan anak
kemampuan menyelesaikan masalah. Inilah yang menjadi problema dasar sistem
pendidikan kita, di mana anak selalu dituntut untuk memberi hasil yang tepat
dan benar, sementara proses untuk menuju hasil itu justru diabaikan. Oleh
karenanya, menjadi tugas orang tua untuk fokus membantu anak agar memiliki
kemampuan dalam mengambil solusi.
Buku ini ditutup dengan mengajak orang
tua agar senantiasa berdoa kepada Tuhan, dan meyakini bahwa Tuhan akan
mengabulkan doa-doa melalui kesempatan demi kesempatan yang diberikanNya kepada
manusia.
Dengan penuturan yang ringan dan mudah dipahami, juga
mengandung quote-quote yang layak dijadikan renungan, buku ini sangat
direkomendasikan bagi semua orang tua, menjadi bekal dan pengingat dalam
menjalankan tugas dan amanah mulia itu, karena apa yang diberikan orang tua
terhadap anak, akan menjadi bekal hidup yang berharga bagi anak dalam
mengarungi kehidupannya kelak.
Judul : Anak Juga Manusia
Penulis : Angga
Setyawan
Penerbit :
Noura Books
Tahun : 2013
Tebal : 198 hal
No comments