Resensi :
Indonesia, adalah negara dengan
keragaman budaya yang unik dan heterogen, juga mengandung kebijakan lokal yang tak
lekang, untuk dijadikan sandaran juga teladan dalam kehidupan yang sekarang.
Dalam rangka menggali nilai-nilai budaya
dan kebijakan lokal inilah, kompetisi Tulis Nusantara digelar setiap tahunnya,
selain juga untuk menggali bakat-bakat baru dalam bidang penulisan.
Air Akar adalah kumpulan cerpen karya finalis
Kompetisi Tulis Nusantara 2012, yang memuat sepuluh cerpen terbaik, diantara
lebih dari seribu karya fiksi yang masuk dan diseleksi pada even tersebut. Air Akar
juga menjadi cerita pembuka dalam kumpulan cerpen ini, berkisah tentang
kepercayaan masyarakat setempat terhadap ramuan air akar untuk mengobati
berbagai penyakit. Ditulis dengan diksi yang indah, aliran kisah yang runut dan
sarat muatan lokal, ditutup dengan ending yang menyentak, boleh dibilang, ini
adalah cerpen yang berhasil membuka buku ini dengan sebuah sajian yang menawan.
Cerpen kedua yang berjudul Untaian Salam
dari Pulau Tak Berbentuk, dituturkan melalui korespondensi antara dua orang
sahabat yang tinggal di daerah berbeda, dan di dalam surat-surat itu, mereka
saling membagi kisah tentang kehidupan sosial yang mereka alami.
Bunga Kebun Tanjong, cerpen ketiga yang berkisah
tentang seorang bapak yang berusaha membahagiakan keluarganya dengan cara
berladang ganja, namun ironinya, sang istri justru berselingkuh, dan ia sendiri
ditangkap oleh polisi.
Cerpen keempat berjudul Barongsai
Merah-Putih, berkisah tentang perjuangan dua pemuda yang berlatih barongsai,
kesenian khas warga Tionghoa. Berbeda dari cerpen-cerpen lainnya, penuturan
cerpen ini sedikit mirip artikel, juga tanpa unsur kejutan pada ending yang
biasanya menjadi kekhasan cerpen fiksi.
Cerpen-cerpen lainnya turut menyajikan
kekhasannya dengan cara masing-masing. Contohnya pada cerpen Sepasang Kupu-kupu
Hitam-Putih dengan sepasang kupu-kupu sebagai tokoh penceritanya, ataupun
Protokol Karimata yang mengombinasikan unsur travelling dan science fiction.
Tentu, bukan hal mudah bagi panitia
untuk memilih kesepuluh cerpen finalis ini. Dan harus diakui, kesepuluh cerita
ini cukup merepresentasikan keberagaman budaya dan lokalitas tanah air yang
masih belum banyak diketahui.
Mungkin, kumpulan cerpen ini akan lebih
menarik jika kemasannya juga dibuat lebih baik. Mulai dari lay-out hingga
cover. Sehingga bisa menggugah pembaca buku-buku populer untuk menarik buku ini
ke dalam keranjang belanja dan merasakan pengalaman berbeda saat menikmati
karya-karya bermuatan lokalitas.
Judul : Air Akar
Penulis : Finalis Cerpen Kompetisi Tulis
Nusantara 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2013
Halaman : 152 hal
Buku ini masuk daftar dalam wishlist aku mbak. semoga aku bisa menemukannya pas pulang ke aceh nanti. TFS mbak
ReplyDeletesama2 mbak eky :) semoga ketemu :)
ReplyDelete