Apa jadinya jika rahasia masa lalu menyeruak masuk dalam kehidupan rumah
tangga yang tengah dijalani?
Dikisahkan, Sekar yang menikah dengan Prabu, memutuskan untuk berhenti
bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Kehadiran Larasati, wanita
masa lalu suaminya bersama kisah usang mereka, membuat rumah tangga Sekar dan
Prabu terancam retak. Sementara itu, Sekar juga harus menghadapi trauma masa
lalu, serta kehadiran Bram, pria yang jatuh cinta padanya sekaligus menyimpan dendam
terhadap Prabu dan ayahnya.
Sebagai novel jebolan lomba Bentang Pustaka (2012), terdapat beberapa
poin kelebihan novel ini yang patut diapresiasi, yaitu :
1. Tema dan alur
Tema novel ini mampu merefleksikan tema lomba secara utuh, yaitu “Wanita
Dalam Cerita”. Penulis berhasil mengeksplorasi sosok wanita bersama ungkapan perasaan,
emosi dan harapannya dalam alur yang lincah dan padat. Dan kisah tentang wanita
pula, tidak hanya berpusat pada tokoh utamanya saja, yaitu Sekar, tetapi juga terdapat
lintasan kisah wanita-wanita lainnya seperti Larasati, mama Sekar, juga Marni
pembantu Sekar.
2. Penceritaan
Penuturan yang lincah mengalir, didukung diksi denotatif yang mudah
dipahami, keterlibatan emosi yang proporsional dan plot yang memancing rasa
penasaran pada setiap bab, membuat novel ini berhasil “mengikat” perhatian
pembaca untuk terus menikmatinya hingga akhir.
3. Deskripsi
Deskripsi yang detil dan runut berhasil menggerakkan alur secara dinamis,
juga meleburkan setting dan adegan secara gamblang dalam imajinasi pembaca.
4. Blurb
Blurb tak hanya terangkai dalam kalimat puitis dan menarik, tetapi juga
mencerminkan keseluruhan isi cerita.
Selain itu, berikut beberapa catatan masukan untuk novel ini :
1. Penokohan
Deskripsi fisik Sekar sebagai tokoh utama kurang tereksplorasi, juga
terdapat inkonsistensi sikap Sekar saat menghadapi Bram. Eksplorasi peran tokoh-tokoh
sampingan juga kurang optimal. Ini mungkin terkait dengan banyaknya konflik,
sehingga berdampak pada pelemahan kontribusi peran tokoh-tokoh sampingan
terhadap cerita.
2. Konflik dan solusi
Kompleksitas sub plot dan konflik dalam novel ini, membawa efek lain pada
eksekusi yang kurang maksimal. Contohnya pada beberapa kali adegan mimpi buruk
Sekar, sesungguhnya berhasil memancing ekspektasi dan rasa penasaran pembaca akan
masa lalu Sekar. Namun, saat rahasia itu terkuak, apa yang dialami Sekar nyatanya
tidaklah se"seram" trauma yang terus-menerus dialaminya itu.
Jalinan benang merah antara para tokoh : Sekar - Prabu - Larasati - Bram yang dilatarbelakangi peristiwa masa lalu, terkesan ruwet. Pertemuan selintas antara Sekar dengan Wira yang ternyata adalah anak Larasati, juga adegan ketika mama Sekar dan Bram yang mengalami kecelakaan, dirawat di rumah sakit yang sama, membuat kompleksitas jadi kian menumpuk oleh rentetan kebetulan. Dan pilihan penulis untuk mengurai semua kekusutan ini dengan cara "menceritakan duduk perkara sebenarnya" oleh tokoh yang satu pada tokoh lainnya, membuat greget penyelesaian dari novel ini mengalami antiklimaks.
3. Cover
Cover novel sesungguhnya telah menggambarkan makna denotatif dan harfiah terhadap
judul dan isi, namun untuk jalinan kisah yang kompleks dalam novel ini, desain cover
terkesan terlalu ringan.
Sebagai penutup, novel ini direkomendasikan untuk para pembaca dewasa,
baik yang belum berumah tangga maupun yang sudah menjalaninya. Adapun pelajaran
moral yang dapat dipetik, tercermin pada sebaris quote yang menjadi pamungkas cerita,
bahwa Cinta memang terkadang sesederhana
memaafkan masa lalu.
Jumlah : 497 kata
------------------------------------------------------------------------------------------
Identitas buku
Judul : (Bukan) Salah Waktu
Penulis : Nastiti Denny
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun : 2013
iya ya, covernya terlalu ceria dan funky.
ReplyDeleteeh maap loh klo komenku kurang berkenan di hati penulis....
Mb Riawani reviewnya mantep seperti biasa hehehe... Semoga menang ya mba :)
ReplyDelete