Sinopsis :
Adam Lang, mantan perdana menteri
Inggris, menghadapi tuduhan kejahatan perang. Seorang penulis bayangan direkrut
untuk membantunya menuliskan autobiografi yang menjadi satu-satunya cara
membela diri di depan mata dunia.
Hanya saja, ketika sang “hantu” alias
penulis bayangan mulai bekerja, dia menemukan terlalu banyak hal yang tidak
sesuai : tentang awal karier politik Adam lang, tentang kebijakan-kebijakan
politiknya, tentang keterlibatan CIA.
Dan yang paling mengancam nyawanya :
kematian tak wajar McAra, ajudan politik Adam Lang yang awalnya membantu
penulisan memoar sang PM, yang melakukan riset menyeluruh terhadap masa
lalunya, ditemukan tewas di pantai sunyi Martha’s Vineyard. Barangkali McAra
mengetahui terlalu banyak rahasia-rahasia yang membawa kematiannya.
=====================================================================
Dalam beberapa kesempatan terakhir, saya
selalu gagal menuntaskan membaca novel terjemahan yang ditulis oleh penulis
pria. Salah satunya adalah karena penuturan yang monoton, terkadang lebih mirip
non fiksi, dan sebab lain adalah karena tema yang diangkat tergolong berat dan
kurang relate dengan pembaca awam macam saya.
Tetapi, membaca novel yang telah
diangkat ke layar lebar ini, memberikan saya sebuah pengalaman yang berbeda. Hal
pertama yang mampu menarik perhatian saya untuk tak melepaskan membacanya
adalah pada kekuatan deskripsinya dan bagaimana penulis mengembangkan analogi
secara detail untuk mendukung deskripsi ini. Sesuatu yang belakangan jarang saya
temui dalam novel terjemahan karya penulis pria.
Hal lain yang tak kalah menarik adalah
penguasaan penulis terhadap tema yang diangkat dan kemampuannya untuk
mengungkapkan secara detail di dalam novel ini. Lika-liku pekerjaan seorang
penulis bayangan profesional tereksplorasi secara runut dan gamblang, ditunjang
oleh pengalaman penulisnya Robert Harris yang juga mantan seorang editor
politik dan bekerja sebagai kolumnis, serta riset yang maksimal tentu saja,
membuat perjalanan sang tokoh cerita saat menulis memoar berlatar intrik
politik dalam novel ini terasa meyakinkan.
Namun, sedikit disayangkan bahwa alur pergerakan
novel ini sangat lambat. Padahal, pada bab awal novel, sisi suspense mulai
dibangun dan sempat membangkitkan harapan saya akan plot yang mencekam lewat
adegan pencurian manuskrip dan penyerangan terhadap sang penulis bayangan. Tetapi,
harapan ini terpaksa saya tunda dan harus menambah ekstra kesabaran untuk
mengikuti alur kisah yang kian melambat dan terasa monoton dengan adegan-adegan
wawancara antara si penulis dengan Adam Lang.
Pada pertengahan cerita, keinginan sang
penulis bayangan untuk menapaktilasi misteri kematian McAra kembali memberikan
harapan untuk alur cerita yang lebih menegangkan,
namun harapan ini lagi-lagi membeku oleh uluran deskripsi yang terlalu panjang
dan tak jarang memuat banyak information dump.
Sisi suspense cerita ini baru muncul setelah
memasuki halaman 215 saat sang penulis bayangan mencoba mengendus peran dan
keterlibatan seorang pria yang kerap muncul dalam foto-foto masa lalu Lang. Dan
boleh dibilang, pada lembar-lembar yang bergerak setelah ini hingga akhir,
cerita ini barulah mencapai klimaksnya. Itu pun, tetap dengan konsistensi pada gaya
penuturan yang detail, lambat dan panjang, sehingga bagi pembaca yang mungkin
telah kehilangan kesabaran dan rasa penasaran untuk segera menuntaskannya, tak
akan merasakan greget yang benar-benar “wow” saat kisah ini berakhir.
Terlepas dari alur yang lambat dan
sangat berpotensi memupus kesabaran tersebut, cerita ini tetaplah sebuah kisah
yang hebat, sangat detail dalam memberikan informasi tentang pekerjaan seorang
penulis bayangan dan intrik politik yang melibatkan CIA. Dari beberapa sumber, novel
ini boleh dibilang terinspirasi dari kisah PM Inggris Tony Blair yang pada
akhir karirnya diketahui tak ubahnya “boneka” Amerika Serikat, lalu beliau
menerbitkan memoar dengan muatan yang bertujuan membersihkan reputasinya dari beberapa
issu politik yang sempat mengusik kredibilitasnya.
Terakhir,setelah menuntaskan novel ini,
saya jadi penasaran dengan versi filmnya yang dibintangi Evan McGregor dan
Pierce Brosnan. Dari review film yang saya baca, sepertinya lebih menarik :)
Judul : The Ghost Writer
Penulis : Robert Harris
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Maret 2010
Halaman : 320 hal
hmm. penasaran.. sebagus Sherlock kah?
ReplyDeleteRobert Harris? Hmm...baru pertama kali dengar nama penulis ini :D
ReplyDeleteRiski : kalo unsur suspense-nya bagusan Sherlock, ini terlalu lambat
ReplyDeletembak Eky : sama, ini novel pertamanya yg saya baca, gak tau deh apa ada novel terjemahan lain dr karyanya di indonesia
Ghostwriter Indonesia
ReplyDeletehttps://www.youtube.com/watch?v=nDaiE1Ia4LM