PELANGI DAN SENJA
Mungkin kau pelangi. Sesaat hias cakrawala. Sejenak bertakhta, namun hanya selintas kau pun meretas. Mungkin kau senja. Sejenak menyinggah persada, sejenak payungi semesta,
namun sekilat detak kau pun jauh bergerak.
Kau pelangi, kau senja, sama-sama hanya singgah di sebagian kecil kumparan waktu.
Sama-sama menyucup sebagian kecil geliat hidupku.
gambar diambil disini |
Meski begitu, aku selalu menunggumu. Selalu menunggu.
Sebab meski sekilas, kau tinggalkan bekas.
Sebab meski sekilat, kau tinggalkan serat.
Ketika bekas itu kutenun bersama serat, terjelmalah selimut hangat yang payungi jiwaku.
Pada pelangi dan senja. Aku menunggu dengan setia.
Pada pelangi dan senja, ada senyum sabar yang terus tersketsa.
Dari sepotong wajah yang tak mengenal gundah. Aku.
JINGGA DAN UNGU
gambar diambil disini |
Jingga dan ungu adalah dua bongkah hati yang telah berpadu.
Jingga dan ungu telah bersumpah setia untuk bersama menyongsong waktu.
Darah mereka yang merah, memompa kehidupan dalam pendar aksioma nan kudus.
Jingga dan ungu adalah dua bongkah hati yang telah bersatu.
Mereka sepasang sahabat yang bertekad membangun sebuah istana bermimbar cahaya.
Bagaikan dua kuntum bunga, mereka terpisah, namun bersama menebar wangi.
gambar diambil disini |
Jingga dan ungu tak perlu proklamasi untuk gemuruhkan persada.
Cukup bertemu dalam diam, padukan gaung yang terlontar lirih dari jiwa.
Namun jangan kau kira, tatkalah dua gaung terpadu, alam persada tak teriuhkan.
Bukan, bukan dari persahabatan mereka.
Namun pada apa yang beranak pinak dari ikrar mereka.
-------------------------------------------------------------------------
*) Puisi indah dari seorang sahabat, Afifah Afra a.k.a Yeni Mulati
Manis :)
ReplyDeleteHehe, makasih, udah dipublikasikan :-)
ReplyDeletekeren puisinya mb,
ReplyDeleteManis banget
ReplyDeletepuisinya dalem banget kak,...
ReplyDelete