Pandemi Corona yang terjadi
hampir di seluruh belahan dunia saat ini telah mengubah kehidupan normal yang
kita jalani bertahun bahkan berpuluh tahun lamanya, menjadi kehidupan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Sejumlah aktivitas harus
dilakukan dari rumah, seperti bekerja, beribadah hingga sekolah dan kuliah.
Pemanfaatan teknologi pun
digiatkan untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi. Aplikasi meeting online menjadi aplikasi yang
banyak di-download di samping bimbel online oleh para pelajar dan mahasiswa.
Orang tua pun dituntut untuk menjadi guru dadakan bagi anak-anak yang belajar
di rumah. Terutama bagi anak-anak yang masih membutuhkan bimbingan, seperti
yang duduk di tingkat PAUD hingga sekolah dasar.
Tentunya, sedikit banyak kegiatan
ini membawa perubahan dalam keseharian kita, khususnya buat kita yang memiliki anak-anak
usia sekolah. Agar tidak keteteran mendampingi anak-anak di rumah sembari bisa
mengerjakan aktivitas lain seperti bekerja dan mengurusi rumah, berikut
beberapa tips yang bisa kita terapkan:
Bagi orang
tua yang memiliki anak lebih dari satu tentunya membutuhkan pengaturan jadwal
yang harus disesuaikan dengan tingkatan sekolah anak. Dan anak-anak yang lebih
membutuhkan pendampingan biasanya adalah anak yang belum bisa mengakses gawai
sebagai sarana berkomunikasi dengan pihak sekolah.
Sementara
bagi anak yang lebih besar, pendampingan bisa dilakukan dengan pengawasan. Misalnya
dengan menetapkan waktu belajar anak selama empat jam dalam sehari mulai dari
jam 8 hingga jam 12 dengan waktu istirahat misalnya 30 menit.
Sementara
pada anak yang lebih kecil, tentunya dengan waktu yang lebih singkat. Misalnya
anak usia sekolah dasar, dua hingga tiga jam sehari dan anak di tingkat TK dan
PAUD cukup 30 menit saja dan sisanya biarkan mereka bermain sambil belajar,
misalnya saja menggambar atau membuat kreasi.
Tidak harus
mengikuti jadwal anak saat di sekolah. Kita bisa memilih dan mengkomunikasikan
pelajaran apa yang ingin dipelajari anak dalam satu hari tersebut. Hal ini
terutama berlaku bagi anak yang butuh pendampingan saat belajar. Misalnya hari
ini cukup belajar tema saja, keesokan harinya belajar bahasa asing dan
seterusnya.
Kita bisa
membaca materi pelajaran anak dan membuat resume serta memilih materi yang
menjadi inti pembelajaran untuk kemudian dijelaskan kepada anak. Cara ini juga membuat
waktu menjadi efektif.
Selain itu
temukan pula cara menerangkan pelajaran agar anak tak merasa jemu atau tertekan
saat belajar dengan orang tua.
Banyaknya
akses seperti televisi hingga gawai ataupun gangguan dari anak-anak yang masih
kecil bisa mengganggu konsentrasi anak untuk belajar. Oleh karenanya, kita bisa
mengkondisikan agar selama proses belajar tersebut, tidak ada televisi yang
hidup, kecuali jika digunakan untuk mengakses pelajaran, tidak sambil melakukan
pekerjaan lain dan meminta anak-anak yang lebih kecil untuk melakukan aktivitas
lainnya.
Dengan
demikian, waktu belajar akan lebih efektif dan kita bisa melanjutkan aktifitas
lainnya setelah memberi pendampingan kepada anak.
Jelaskan
kepada semua anak-anak bahwa saat ini kita tidak sedang liburan, tetapi
melakukan aktivitas belajar di rumah sehingga mereka harus tetap belajar sesuai
proses pembelajaran di sekolah misalnya menghapal kosakata asing, mengerjakan
ujian dengan jujur dan memahami materi dengan baik.
Bicarakan
dan diskusikan kegiatan pembelajaran di rumah ini dengan semua anggota keluarga
dan sepakati bagaimana pembagian waktu untuk semua anggota keluarga. Terutama
untuk keluarga dengan anak-anak yang bersekolah lebih dari satu.
Tegaskan
bahwa orang tua juga harus tetap bekerja dan tidak selalu bisa mendampingi
aktivitas mereka sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik dari semua anggota
keluarga.
Tetap bangun
di subuh hari dan tidur di waktu yang sama seperti saat bersekolah termasuk jam
untuk sarapan, makan siang dan makan malam sehingga anak-anak tidak merasa
bahwa mereka sedang liburan.
Baca : Saat Pandemi Berakhir, Tetap Teruskan 5 Kebiasaan Positif Ini
Poin
selanjutnya adalah meminta komitmen dari semua anggota keluarga untuk menepati
perjanjian yang telah dibuat. Tekankan pula bahwa pelanggaran akan berpengaruh
pada aktivitas yang lain dan mengganggu kegiatan anggota keluarga lainnya.
Sepakati
pula sejumlah konsekuensi yang harus dilakukan saat tidak menepati jadwal yang
ada. Misalnya dengan mengganti jam pelajaran ditambah melakukan pekerjaan rumah
di luar kewajibannya.
Tidak semua orang tua bisa
bekerja di rumah sehingga bisa mendampingi anak-anaknya untuk belajar di rumah.
Tetapi selalu ada jalan keluar agar anak tetap bisa disiplin dalam belajar.
Demikian pula bagi orang tua yang harus berjibaku mencari sumber penghasilan
lain karena mengalami PHK atau penghasilan yang menurun karena terdampak
pandemi Covid-19 ini.
Baca : Pentingnya Pola Pikir Positif untuk Meningkatkan Imunitas Melawan Covid 19
Kita tentu tidak mau berada dalam
situasi ini selamanya. Tetapi kita pun tidak tahu kapan situasi ini akan
berakhir. Oleh karenanya, mau tidak mau kita harus berdamai dengan keadaan dan berusaha
menjalankan kewajiban baru kita tersebut. Dan yang paling utama adalah tetaplah
bersabar dan berdoa serta libatkan semua anggota keluarga untuk selalu
mendekatkan diri kepada Allah agar pandemi ini segera berakhir dan aktivitas
bisa kembali normal.
Sumber gambar :
freepik.com
No comments