Kenapa ya putri saya belum bisa mengancing baju sendiri?
Kenapa ya si bungsu masih sering ngompol?
Kenapa ya si sulung selalu ketakutan kalau disuruh tidur
sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan diatas, kerap dilontarkan orang tua
jika sang buah hati menemui masalah dalam hal kemandirian. Tetapi, bunda sebenarnya tidak perlu cemas.
Karena kemandirian anak sebenarnya bisa ditumbuhkan sejak dini. Termasuk
kedisiplinan. Buku berjudul Menumbuhkan Kemandirian Anak yang ditulis oleh seorang praktisi pendidikan anak ini,
akan menguraikan langkah-langkah detail tentang itu.
Dimulai dari Bab I tentang Seputar Tumbuh Kembang Anak,
penulis menguraikan secara rinci tentang tahap perkembangan, kebutuhan emosi
dan sosial, karakteristik usia si kecil termasuk cara si kecil belajar.
Pemahaman awal sebelum orang tua mengajarkan kemandirian
pada anak, dikupas pada Bab II yang berjudul Persiapan Sebelum Memulai. Di
sini, kita akan menemukan pemahaman tentang kemandirian, bagaimana teori
kemandirian dalam pandangan Maria Montessori, dan langkah-langkah awal yang
bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan kemandirian anak.
Langkah-langkah pada tahap lanjutan akan diuraikan pada Bab
III yang berjudul Yuk, Menumbuhkan Kemandirian si Kecil. Langkah-langkah yang
sebenarnya merupakan bagian dari interaksi keseharian kita dengan si kecil,
seperti bagaimana menjadi Role Model bagi si Kecil, melakukan pembiasaan dan
pengulangan, membuat pilihan, memberikan kesempatan, dan sebagainya.
Bab IV akan mengupas secara detail tentang Disiplin untuk Si
Kecil. Ada berbagai panduan untuk orang tua dalam upaya menanamkan kedisiplinan
pada si kecil. Diantaranya dengan bersikap konsisten, tegas (bukan marah),
kapan harus menunda keinginan si kecil, pentingkah memberlakukan reward dan
punishment, dan sebagainya. Dan semua panduan ini, adalah berdasarkan teori
Montessori yang memang sudah lama diaplikasikan para praktisi pendidikan anak
dalam pendidikan anak usia dini.
Serba Serbi Si Mandiri akan kita temukan pada Bab V. Antara
lain tentang kemandirian dalam bermain, toilet training, makan, minum, mandi
dan berpakaian sendiri, serta bagaimana agar si kecil bisa tidur sendiri tanpa
rasa takut ataupun ditinggal orang tua tanpa kesulitan.
Pentingnya Tidur Bagi Si Kecil, Rumah yang Ramah dan Bermain
Bagi si Kecil akan dibahas secara berturut-turut pada Bab VI s/d VIII. Buku ini
ditutup dengan pembahasan tentang kegiatan yang dapat dilakukan orang tua
bersama anak untuk mengembangkan kemampuan motorik, bahasa, kognitif, seni dan
kreativitas anak.
Secara keseluruhan, buku ini paling tepat ditujukan untuk
orang tua dengan anak pada level usia golden age (1 – 5 tahun). Dengan penjelasan
dan uraian beserta contoh-contoh aplikatif yang disampaikan secara sederhana
dan mudah dicerna, orang tua akan memahami bahwa proses menumbuhkan kemandirian
dan kedisiplinan pada anak sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang
menyenangkan, enggak bikin stress dan sekaligus memberikan “bonus” tambahan, yaitu
terciptanya komunikasi dan interaksi yang lebih intens antara orang tua dan
anak. Hal ini tak hanya bermanfaat dalam hal menumbuhkan kemandirian dan
kedisiplinan si anak, tetapi juga dalam menciptakan suasana hangat, akrab,
komunikatif dan penuh kasih sayang di rumah.
Judul :
Menumbuhkan Kemandirian Anak
Penulis :
Eugenia Rakhma
Penerbit :
Stiletto Book
Tebal :
191 hal
Jenis :
Non Fiksi Parenting
Terbit :
Januari 2017
Harga :
Rp. 52.000,-
------------------------------------------------------------------------------
Bunda ingin memiliki buku yang sangat bermanfaat ini? Ikutan
giveawaynya yuk. Ada 2 buah buku Menumbuhkan Kemandirian Anak akan dibagikan
Stiletto Book untuk 2 pemenang (alamat pengiriman di Indonesia). Berikut
syarat-syaratnya :
a. Follow Twitter dan/atau Instagram
@Stiletto_Book, Twitter @RiawaniElyta dan / atau IG @riawani_elyta
b. Like Fanpage facebook Stiletto Book
c. Share giveaway blog tour ini di
media social masing-masing dengan mention akun Stiletto Book dan Riawani Elyta,
jangan lupa hashtag #MenumbuhkanKemandirianAnak
d.
Tuliskan jawaban untuk pertanyaan
ini di kolom komentar di bawah ini : Kesulitan
apa yang pernah anda temui dalam melatih kemandirian atau kedisiplinan anak?
Saya kasih
contoh jawaban : kesulitan yang pernah saya temui, dalam melatih toilet
training. Meskipun sudah berkali-kali diajari, si kecil tetap aja ngompol
duluan sebelum dibawa ke toilet.
e. Sertakan nama akun IG dan/ atau
twitter dibawah jawaban.
f.
Jawaban hanya boleh satu kali,
panjang jawaban bebas.
g.
Giveaway berlangsung dari tanggal
6 – 10 Februari 2017.
Buruan ikutan ya :D
Ikutan ya mbak...
ReplyDeleteAnak saya sangat suka bermain. Kalau sudah bermain, pasti lupa waktu. Awalnya kesepakatan bermain di luar rumah hanya 1-2 jam, tapi ternyata, melebihi waktu yang disepakati. Kalau dilarang, anak saya akan diam-diam keluar rumah, dan bermain tanpa beban. Kesulitan saya adalah mendisplinkan anak saya dalam mengatur waktu bermainnya, karena memang anak saya itu benar2 senang bermain.
Twitter : @santiadji
IG : @susantidewiok
Terima kasih :)
Kesulitan yang saya temui seiring dalam proses mengajarkan kedisiplinan maupun kemandirian kepada anak bukan dari Anak saya akan tetapi dari diri saya sendiri. Baik dalam toilet training, tidur sendiri, hingga menggunakan pakaian sendiri. Adapun yang saya rasakan adalah :
ReplyDelete1. Sulitnya mengendalikan emosi saat mengajarkan, kurang sabar padahal untuk melatih ga cukup satu atau dua kali diajarkan namun terkadang ekspektasi saya yang lebih kepada anak mengharapkan ia bisa hanya dengan satu kali saya ajarkan. Hal ini kadang bikin saya down dan sedih mengapa sampe punya pemikirian seperti itu.
2. Kurangnya komitmen dari saya untuk terus menerus mengajarkan, ya hal ini karena tadi terlalu berlebih menganggap anak saya bisa dengan cepat sehingga kadang saya sudah males untuk sekedar mengingatkan dan berujung emosi lagi ketika ia berlaku dengan yang tidak saya harapkan
3. Kurang kreatif dalam variasi metode pengajarannya kadang saya hanya bisa menggurui, kadang dengan menggunakan tools seperti membacakan cerita dll.
Semoga saya bisa dapetin buku ini untuk menambah referensi saya dalam mengajarkan kedisiplinan maupun kemandirian pada anak.
IG/Twitter : @hervayulyanti
Hai mbk,
ReplyDeleteMenumbuhkan kemandirian pd si kecil, bagi aku lebih sulit dari ngenalin hruf atw angka. Beneran.
Kesulitanku yakni bagaimana cara untuk membuat si kecil, yang merupakan tipe anak kinestetik, mau memperhatikan sikap mandiri yg tengah aku contohkan atw mau mendnegarkan penjelasanku ttg kegiatan mandiri, seperti mendengarkan oenjelasanku ttg membuka celana sendiri saat pipis, memakai celana, makan sendiri, dan lain sebagainya.
Ig/twitter : @indachakim
Halo Mbak, ijin ikutan ya...
ReplyDeleteKalau saya pribadi kesulitan dalam melatih kemandirian dan kedisiplinan anak saya itu pada hal berikut:
1. Tidur Siang. Terkadang si kecil (Salfa) harus saya berbaring di sampingnya baru kemudian akan tertidur. Namun, ada kalanya juga harus mengeluarkan ekstra energi (senam mulut) ketika dia susah untuk tidur sehingga kebablasan sampai malam tiba, Salfa tidak tidur siang. Bahkan ada masa juga, Salfa tertidur tanpa ditemani ataupun diajak tidur.
2. Toilet Training. Hal ini karena kondisi kami yang masih tinggal di kontrakan kecil plus masih berbagi toilet dengan ibu kontrakan. Keadaan ini membuat kami harus sadar diri untuk tidak semena-mena menggunakan toilet, apalagi keluarga ibu kontrakan juga banyak. Jadi, untuk saat ini cuma mendidik saja untuk mengatakan kepada saya atau ayahnya jika ingin BAB atau pipis, meskipun sering kebablasan sehingga harus cepat-cepat ganti diapers.
3. Makan. Ketika makanan yang disukai, maka Salfa akan senang hati menyendok makanannya sampai habis. Tetapi jika menunya di luar kesukaan (padahal gizi dan nutrisinya sangat baik), minta saya untuk menyendokkannya.
Nah, itu sharing saya. Semoga dengan buku ini saya lebih terbantu.Terima Kasih
IG: @ammachemist
Twitter: @amma_chemist
Ikutan ya, Mba :).
ReplyDeleteKesulitan yang saya alami hingga sekarang adalah mendisiplinkan jam tidur anak. Khususnya tidur malam sih, karena saya dan suami kadang lembur, sehingga kalau pulang di 'jam tanggung' kadang mereka malah terbangun saat kami pulang, atau kamilah yang sayang waktu kebersamaan berkurang sehingga menuruti mereka main bersama padahal jam tidur normal sudah terlewat.
Kemudian yang berikutnya sama seperti contoh sih, yaitu toilet training untuk anak kedua. Terus terang lagi-lagi kami sebagai orangtualah yang kurang telaten, alias kendalanya dari diri kami, bukan karena karakter anak walaupun harus diakui karakternya beda dengan kakaknya.
IG: @leila_niwanda
Twitter: @LNiwanda
Anak saya,Umar usianya masih dua tahun tiga bulan. Kesulitan yang pernah dan masih saya alami dalam melatih kemandirian dan kedisiplinannya antara lain :
ReplyDelete- Tidur malam.Sejak saya hamil adiknya (sekarang sy sedang hamil enam bulan), Umar seperti selalu mencari perhatian meski saya rasa saya selalj cukup memperhatikannya. Ia selalu menunggu abinya pulang kerja yang memang kebanyakan shift malam. Suami saya pulang kerja biasanha jam 11 malam. Maka, mulailah Umar beraksi ketika abinya sampai di rumah. Fisik dan tenaganya menjadi amat lincah, minta ditemani bermain kadang sampai pukul dua malam atau lebih. Esoknya , ia tidur hingga siang hari. otomatis saya yg sedang hamil mesti menyiapkan stamina ekstra untuk Umar dan janin dalam kandungan.
2.Kadang pagi saya tak sempat ke pasar untk belanja bahan masakan sehingga harus beli makanan jadi. Tapi selera Umar beda lagi. ia lahap makan makanan rumahan yg saya masak sendiri atau kadang dia ikut masak meski berantakan. sedang makanan yg beli di luar jarang ia mau. Nah, kadang saya pusing sendiri ����
IG : @azzahra_fathurahman
twitter :@Eyiaz_AB
sayang waktu ikutan lombanya udah habis.. padahal aku mau ikutan juga ni mbak
ReplyDelete