Sinopsis
:
Serenada
Dewi (atau biasa dipanggil Nada) adalah gadis cantik berusia 16 tahun yang
menjadi mesin obsesi Helen, mamanya. Melalui Nada, Helen berusaha mewujudkan
mimpi-mimpi masa mudanya. Helen mencekokinya dengan berbagai les seni, hingga
akhirnya, ambisi Helen terwujud ketika perusahaan rekaman besar mengontrak Nada
melalui sebuah audisi menyanyi.
Ternyata, kesuksesan yang menghampiri Nada membuat Carmen - sahabat masa kecilnya - iri dan dendam. Carmen pun memutuskan mengikuti jejak Nada, pindah ke Jakarta. Ketika mengetahui bahwa Andi Kenzo - aktor muda papan atas, cowok yang juga ditaksirnya - menjadi pacar Nada, dendam Carmen semakin menjadi. Dia pun mulai menyusun langkah untuk menjatuhkan Nada.
Apa yang terjadi pada Nada selanjutnya? Berhasilkah Carmen membalas dendam pada Nada? Ataukah justru karir Nada terus melesat?
Cinta,
perjuangan, dan airmata, semuanya silih berganti mewarnai hidup Serenada Dewi.
Ini
termasuk typikal novel easy reading, novel yang bisa diselesaikan dalam waktu
singkat karena plotnya yang tidak rumit dan tergolong tipis. Novel karya ketiga
dari Lonyenk Rapi ini, cocok buat menemani akhir pekanmu atau
nongkrong-nongkrong cantik di cafe :)
Judul : The (Un)Lucky Girl
Penulis : Lonyenk Rap
Penerbit : Stiletto Book
Tahun : 2013
Tebal : 160 hal
--------------------------------------
Saatnya untuk giveaway!
Simak ketentuannya ya :
1. Follow media
sosial Stiletto Book (Twitter @Stiletto_Book dan Instagram @Stiletto_Book) dan
like fanpage FB Stiletto Book, serta media sosial Riawani Elyta (twitter
@RiawaniElyta, Instagram @riawani_elyta, like fanpage FB Riawani Elyta).
Disesuaikan dengan akun media sosial yang kamu miliki saja.
2. Bagi yang
memiliki blog, silakan follow blog ini dan sematkan banner di bawah ini pada
side bar blog kalian lalu tautkan ke
master post campaign di link ini :
3. Berikut
pertanyaannya :
Andai kamu saat
ini seorang remaja dan punya ortu yang ambisius seperti mama Nada, apa yang
akan kamu lakukan (pilih salah satu) :
a. Menuruti ambisi
ortumu meski kamu enggak suka,
b. Tidak mau
mengikutinya dan mencoba memberi pengertian pada ortumu,
c. Tidak mau
mengikutinya dan mengajukan protes
d. Dan
lain-lain (jawaban bebas)
Berikan juga
sedikit alasan kenapa kamu memilih jawaban itu ya.
4. Tulis
jawabanmu di kolom komentar di bawah ini beserta nama akun media sosial (FB dan
/ twitter) serta nama blogmu (bagi yang memiliki blog).
5. Bagikan info
giveaway ini di media sosial, mention @RiawaniElyta dan @Stiletto_book dengan
hastag #Campaign8 #AkuCintaBuku.
6. Jawaban
ditunggu selambatnya 24 September 2016 pukul 24.00 wib.
1 orang
pemenang akan mendapatkan 1 eks novel (Un)Lucky Girl. Bagi pemenang juga
dianjurkan untuk menulis resensinya karena di akhir campaign nanti, akan
dipilih 1 resensi terbaik dari resensi para pemenang.
Ditunggu partisipasimu yaa :D
Saya pilih "B. Tidak mau mengikutinya dan mencoba memberi pengertian pada ortumu". Alasannya karena alangkah senangnya hidup ini kalau kita melakukan apa yang kita senangi tetapi tetap bisa membanggakan orang tua. Jadi dirimu sendiri dan yakin dengan impianmu itu kamu juga bisa sukses, itu saja.
ReplyDeleteTwitter: @mukhsinpro
Blog: www.mukhsinpro.com
Ikyuuuttt...bookmarked duyu yaaa...lagi nyuci....
ReplyDelete
ReplyDeleteSaya memilih (B) Tidak mau mengikutinya dan mencoba memberi pengertian pada ortu.
Alasannya adalah
1.Tidak ingin pada suatu hari nanti orangtua saya sadar bahwa apa yang selama ini pilihan yang dipaksakan pada saya itu tidak membuat kehidupan saya bahagia, malah tertekan. Jadi saya ingin menjelaskan pada orangtua bahwa tidak selamanya pilihannya itu baik.
2. Saya ingin meraih sesuatu yang memang saya sukai dari hati dan tidak melakukan karena paksaan, karena saya pikir melakukan sesuatu yang bukan passionnya itu sangat menyiksa dan tidak mengasyikkan.
3.Saya ingin membanggakan orangtua dengan prestasi yang memang saya sukai bukan karena sebuah paksaan.
Twitter : @ratnaShinju2chi
Blog :http://tulisanelratnakazuhana.blogspot.co.id/
Ninggalin jejak dulu, sambil nyiapin jawaban
ReplyDeleteikutan ya mba...
ReplyDeleteSaya pilih option B.
Sekarang ini saya merasa seperti saya salah memilih jalur ketika dulu saya hendak melanjutkan sekolah. Orang tua saya dulu sebetulnya gak pernah maksa, hanya saja saya tidak diarahkan dgn benar sesuai dengan jalur yang saya sukai. Saya suka bahasa inggris, dulu sempet ingin ambil jurusan sastra inggris, namun bapak saya kurang setuju. Maka saya ambil jurusan akuntansi yang kurang saya sukai, sesuai keinginan bapak saya. Dan sekarang, ada sedikit penyesalan, kenapa saya dulu gak ambil jurusan bhs inggris aja... Jadi menentukan hal untuk masa depan memang penting. Paksaan gak ada manfaatnya. Saya sendiri tanpa dipaksapun merasa sedikit menyesal, apalagi dipaksa. Sejak dini kita harus tahu keinginan dan tujuan kita apa, sehingga akan mudah untuk melanjutkan ke depannya.
Makasih mba...
Maaf kelupaan... :)
Deletetambahannya
Twitter : @santiadji
Blog : www.santidewi.com
Nama : Ainhy Edelweiss
ReplyDeleteblog : http://pena-edelweiss.blogspot.co.id/
Jawaban: A. mengikuti misi ortumu meskipun nggak suka
Sebagai anak, orangtua terkadang menginginkan sesuatu yang bahkan jauh di luar dari apa yang kita harapkan apalagi sanggupi, di sisi lain kita tak bisa membantah keinginan orangtua. Dan aku pernah mengalami hal ini. kenapa aku memilih ini? Aku hanya berfikir satu hal ketika orangtuaku menginginkan apa yang tidak kuharapkan, mereka adalah orangtua yang melahirkan dan membesarkanku. Meski semua hal yang kulakukan untuk orangtua tak akan cukup membalas kebaikan mereka. apa salah jika orangtua punya misi di masa mudanya lantas gagal dan berharap kita yang meneruskannya? aku pikir tidak ada salahnya. Selama kita berusaha bersabar dan ikhlas. Toh juga jika sudah berusaha sebaik mungkin namun tidak bisa, aku yakin perlahan orangtua akan mengerti. sekian :)
Nama: Nurin Ainistikmalia
ReplyDeleteFB: Nurin Ainistikmalia
Twitter: @Istikmalia
Blog: www.istikmalia.com
Saya pilih A, karena, saya ingin menjadi anak yang membahagiakan orang tua, apa pun permintaannya selama itu baik, tidak masalah bagi saya. Simpel ya Mbak? :)
Nama: Rinita
ReplyDeleteTwitter: @Rinitavyy
Blog: -
Aku pilih opsi yg,
B. Tidak mau mengikutinya dan mencoba memberi pengertian pada ortu (dengan nada yang sopan, lembut, hati-hati, shg orang tua bisa lebih paham/mengerti apa yang sebenarnya keinginan anaknya, kebahagiaan yang ingin di capai anaknya)
Dalam situasi ketidaksamaan dalam cara pandangan orangtua dengan anaknya, aku pernah mengalami hal itu, dan buatku itu kejadian yang sangat wajar kok. Contoh real di hidupku, dalam menentukan jurusan apa yang ingin ku ambil pas kuliah. Nah, ortu minta aku ambil jurusan medis sesuai dengan jurusa SMA yg ku ambil. Namun di hati kecilku meraung-raung minta aku masuk Pend. Mat (soalnya aku pengen jadi Guru). Nah, awal mula perbedaan itu pun berlangsung. Dan disinilah peranku sebagai orang yang menjalankannya pun mulai bekerja. Aku menjelaskan bagaimana keinginanku sesungguhnya di masa depan, walau dari A-Z aku beri pengertian, tp mereka masih kukeuh. Namun, siapa sih ortu yang tidak luluh dengan sikap santun anaknya yang ingin mewujudkan mimpi dari kecilnya. Lambat laun seiring berjalannya waktu, ortu berpikir, sesuatu yang tidak diminati tentunya bakal dijalankan setengah hati, berbeda dengan hal yang sudah di sukai dari dulu, hasilnya pasti akan maksimal.
Twitter : @tewtri
ReplyDeleteSaya pilih Tidak mau mengikutinya dan mengajukan protes, option C.
Oke, jawaban ini akan beda andai posisi saya bukan remaja. Tapi, di sini saya menentukan pilihan saat hormon anak-anak saya masih kentel, kedewasaan saya belum teruji. Bagaimanapun juga remaja dan protes itu best friend. Sewaktu saya remaja itulah yang saya lakukan dulu. Nggak suka = protes. Terlalu sulit memberikan pengertian ke orang tua, bahkan bener sama salah aja masih kabur. Jadi, tidak cara lain. Ketika saya mengimpikan sesuatu, tidak didukung, hati remaja saya pasti berontak. Entah akhirnya saya yang harus ikut kehendak orang tua atau mereka yang nurutin mau saya. Tapi, mustahil bagi saya versi remaja buat nggak protes.
Twitter @rinicipta
ReplyDeleteFB : Rini Cipta Rahayu
D. Dan lain-lain (jawaban bebas)
Aku memilih untuk menggunakan jawabanku sendiri, selain opsi yang diberikan diatas. Aku pernah ada di posisi dimana aku dan orang tua memiliki pandangan yang agak berbeda tentang sesuatu yang ingin aku jalani. Caraku bukan langsung menerimanya maupun menolaknya, tapi dengan mengajak orang tuaku berdiskusi. Setelah berdiskusi baru aku bisa menentukan untuk memilih opsi A, B atau C.
Pada masa remaja dengan emosi yang masih meluap, pandangannya sempit dan belum berpikiran cukup jauh, menurutku sebaiknya memang diadakan diskusi antara orang tua dan anak. Jadi bukan hanya anak yang memberikan pengertian pada orang tua, tapi orang tua yang notabene lebih 'berpengalaman' juga memberikan pertimbangan. Aku yakin, setiap orang tua tidak pernah ingin membuat anaknya menderita. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik dan memberikan pandangan mereka yang paling bijak. Meskipun sering dimaknai sebagai pemaksaan bagi anak-anak. Orang tua yang baik adalah orang tua yang mampu mengarahkan dan mendukung potensi yang dimiliki oleh anaknya.
Nah, sebagai anakpun juga nggak boleh langsung memutuskan untuk menerima atau menolak begitu saja. Ada baiknya dipikirkan dan dipertimbangkan dulu. Memang pada akhirnya keputusan mungkin tidak diserahkan sepenuhnya pada kita, setidaknya ada sedikit campur tangan orang tua didalamnya. Tapi paling tidak, kita nggak merasa menyesal dan protes di kemudian hari kalau ternyata hasil pilihan kita nggak sesuai dengan harapan.
Nama: Larastanie Afdha
ReplyDeleteTwitter: @Larasta_
FB: Larastanie afdha
Blog: larastanie.blogspot.com
Aku tidak mau mengikutinya dan mencoba memberi pengertian pada orang tuaku. Karena aku sudah bukan anak kecil lagi yang harus menuruti semua Perkataan orang tuaku, aku sudah akan beranjak Dewasa dan aku bisa menentukan pilihan yang terbaik untuk diriku sendiri. Mungkin aku juga akan meminta bantuan orang tua ku untuk menentukan pilihan yang tidak bisa aku pilih dengan diriku sendiri. Tapi jika orang tua ku menyuruhku untuk mengikuti keinginannya yang paling dia inginkan, tentu aku akan menurutinya, asal keinginan itu tidak berlebihan untukku aku akan mencoba mencapai keinginannya. Aku mungkin akan mencoba memberi pengertian kepada orang tua ku jika aku tidak bisa atau tidak mau menuruti keinginannya.