Apa
yang ada di pikiran anda saat mendengar kata “romantis”? Duduk berdua ditemani
lilin-lilin di restoran temaram sambil mendengar alunan lagu cinta? Atau
menerima kado seikat bunga dan puisi cinta dari sang terkasih? Ataupun romantis
hanya milik mereka yang sedang jatuh cinta?
Buku
setebal 344 hal ini akan mengajak kita mengupas sisi-sisi romantis pada tempat
yang seharusnya dan oleh pemilik yang sah melakukannya. Apalagi kalau bukan dilangsungkan
di dalam kehidupan berumah tangga dengan suami dan istri sebagai pelakunya.
Juga yang tak kalah penting, romantisme ala rumah tangga Rasulullah SAW yang
tentunya sangat layak untuk diteladani.
Buku
ini dibuka dengan pemahaman mendasar tentang romantisme yang akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut : Siapa yang berhak melakukannya? Sampai kapan?
Seperti apa bentuknya? Dan yang paling penting……mengapa harus ada romantisme di
dalam rumah tangga?
Bab
1 akan memulai perjalanan romantisme sejak akad diikrarkan. Di sini, penulis
memberi tips-tips yang dalam buku ini disebut sebagai inspirasi, tentang
bagaimana sebaiknya calon pengantin mempersiapkan diri menghadapi momen penting
tersebut, dan bagaimana memulai romantisme dengan pasangan.
Bab
2 yang judulnya diambil menjadi judul buku ini, adalah bab yang paling membuat
panas dingin dan detak napas yang beberapa kali menggantung di udara :) Kenapa? Karena inilah bab
yang mengupas tuntas tentang hubungan intim suami istri mulai dari tahap
persiapan, landasan syariatnya, bagaimana melakukannya dengan cara yang benar
sesuai koridor agama maupun medis, serta efek psikologis yang menyertainya.
Bab
3 berisi anjuran-anjuran untuk pengantin baru dalam hal keterbukaan dan
silaturahim dengan keluarga kedua belah pihak. Panduan untuk lebih mengenal
satu sama lain dengan melakukan perjalanan bersama dibahas pula pada bab
selanjutnya. Bab 5 akan mengupas berbagai jenis aktivitas duniawi yang dapat
dilakukan berdua dalam rangka mempererat hubungan dan memperkuat romantisme,
disusul dengan berbagai aktivitas religious yang dapat dilakukan bersama pada
bab 6.
Bab
7 pula semakin mengeksplorasi romantisme dengan menyajikan berbagai contoh
kreativitas untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan romantisme. Buku ini
ditutup dengan bab 8 yang memaparkan hal-hal terkait bahasa tubuh, ekspresi
wajah, ucapan lisan dan sikap yang dapat memperkuat getaran cinta. Dan untuk
romantisme yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, akan kita temukan menyebar
dalam setiap babnya sesuai dengan pembahasan pada masing-masing bab.
Ini
kali pertama saya membaca buku karya ustaz Hatta Syamsuddin, dan saya langsung
jatuh hati dengan penuturan tertulisnya yang lembut, santun, padat, lengkap,
terkadang lucu, dan tentu saja ditopang oleh ilmu yang mumpuni.
Buku
ini merupakan pilihan yang tepat untuk siapapun yang ingin membina rumah tangga
ataupun tengah menjalaninya, menjadi panduan dan pengingat untuk tak ragu dan
malu “membudayakan” romantisme dalam rumah tangga, bagaimana membinanya atas
dasar cinta kepada Allah dengan tetap berpijak pada aturan-aturanNya serta
menjadikan pola romantisme Rasulullah SAW sebagai contoh teladan.
Membaca
buku ini, pada beberapa bagiannya tak urung membuat saya tertohok, betapa
romantisme saya dan suami masih kalah jauuuh dibandingkan romantisme yang dicontohkan
Rasulullah SAW dalam rumah tangganya, dan betapa banyak hari terlewati dimana
rutinitas kesibukan terkadang membuat kami “terlupa romantis’.
Sebagai
sebuah buku motivasi dan inspirasi Islami tentang rumah tangga, buku ini nyaris
tanpa cacat. Hanya saja kalau boleh menyarankan, bab 1 yang memaparkan tentang
persiapan menjelang akad dan hari-hari pertama pasca akad nikah, mungkin bisa dibuat pada buku
terpisah untuk mempertajam segmentasinya, dimana pembahasan tersebut memang ditujukan
untuk mereka yang belum berumah tangga. Karena jujur saja, pembahasan tentang
hubungan seksual suami istri yang cukup gamblang dalam buku ini, meskipun
dituturkan dengan sangat santun, lembut, dan Islami, serta meskipun usia
pernikahan saya sudah 12 tahun, tetap ada rasa-rasa yang gimanaa gitu saat
membacanya. Nah, apalagi kalau bagian ini dibaca oleh mereka yang belum menikah
ya? Jangan-jangan langsung kepingin, haha, ………kepingin nikah maksudnya :p
Judul : Malam Janganlah Cepat Berlalu
Penulis
: Hatta Syamsuddin
Penerbit
: Indiva Media Kreasi
Hal : 344 hal
Terbit : Agustus 2013
mbak, kukira novel, rupanya buku nonfiksi.
ReplyDeleteberarti judulnya memang betul-betul romantis (seperti cerita-cerita roman) sebagaimana bahasannya.
iya bener mbak :)
ReplyDeleteAiihh.. ada ya, buku khusus panduan romantisme suami-istri. Mbak tahu aja nih buku beginian :D
ReplyDeleteBtw, kalau menyimak resensinya, saya setuju, segmennya dipersempit aja sehingga bab sebelum pernikahan dibuat khusus, berseri gitu ya hehe..
bagus ya untuk kado tmn yg akan menikah...
ReplyDeletetp saya jg pengen baca...
Aku udah baca bukunya dan menurutku masih normal aja pembahasan bab 1 nya ehehhehe..
ReplyDelete