Judul : Menikah Untuk Bahagia
Penulis : Indra Noveldy dan Nunik Hermawati
Penerbit : Nourabooks
Tebal : 308 hal
Genre : Non Fiksi
Terbit : April 2013
ISBN : 9786027816091
Resensi :
Setiap orang
yang akan memasuki gerbang pernikahan pastilah menginginkan kehidupan berumah
tangga yang harmonis dan senantiasa diliputi kebahagiaan. Namun sayang, tidak
semua orang mempersiapkan cukup bekal sebelum memasukinya. Akibatnya, saat
menghadapi konflik, persoalan dan berbagai riak dalam rumah tangga, tak sedikit
yang gagal menyelesaikannya lalu memilih jalan pintas untuk mengakhirinya.
Padahal, menginginkan kehidupan berumah tangga yang harmonis dan bahagia tidak
cukup hanya dengan sekadar menjalaninya, melainkan butuh perencanaan, tujuan
yang disepakati bersama juga kesungguhan dan komitmen dalam menjalaninya.
Inilah poin-poin
penting dalam buku setebal 308 halaman yang ditulis oleh konsultan pernikahan
ini. Untuk membangun kehidupan pernikahan yang harmonis, langgeng dan
berkelimpahan, ada lima hal yang perlu dimiliki dan dilakukan, yaitu tujuan, mindset yang tepat, knowledge dan skill,
komitmen, dan berserah. (hal.6).
Saat ditanyakan
apa tujuan menikah, maka jawaban yang paling sering muncul adalah dalam rangka
ibadah, ingin memiliki anak, sudah cukup umur, dan satu jawaban paling populer
sekaligus normatif, yaitu membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
(hal.13). Tetapi, jika ditanyakan apakah sebelumnya pernah mendesain kehidupan
pernikahan yang diinginkan, mungkin hanya sedikit sekali yang melakukannya.
Padahal, ibarat membangun sebuah menara, pasti membutuhkan desain dan pondasi yang
matang, apalagi untuk membangun sebuah pernikahan, sebuah mahakarya tempat
meletakkan impian dan masa depan di dalamnya. (hal.26)
Untuk itulah,
saat memulai dan menjalani pernikahan sangat membutuhkan knowledge dan skill. Jika
kita ingin sukses dalam bidang apapun, maka kita membutuhkan knowledge dan skill. Demikian juga dalam kehidupan pernikahan. Kita butuh knowledge dan skill yang cukup untuk bisa membangun kehidupan rumah tangga yang
harmonis, langgeng dan berkelimpahan, dan proses menambah knowledge juga mengasah skill
ini adalah proses yang akan berlangsung seumur hidup (hal. 122).
Pernikahan juga
butuh komitmen dari kedua belah pihak. Komitmen tidak hanya dalam hal
kesetiaan, tetapi juga komitmen untuk mau terus berjuang mewujudkan apa yang
diinginkan dari pernikahan, komitmen untuk berani menjalani prosesnya, dan
komitmen untuk berjuang meningkatkan kualitas pernikahan (hal. 247).
Terakhir, sudah
menjadi kewajiban kita untuk menyerahkan hasil semua usaha pada Tuhan, termasuk
usaha dalam mempertahankan pernikahan dan memperjuangkannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Satu hal penting disini, bahwa berserah tidak sama
dengan menyerah. Menyerah berarti berhenti berjuang.
Sebaliknya berserah adalah
sebuah sikap mental yang sejak awal sudah menyadari bahwa hasil akhir adalah
teritori Tuhan, bukan teritori manusia. Dengan demikian, kita bisa menjadi lebih
tenang saat menjalani pernikahan dan menyadari bahwa tugas kita hanyalah
melakukan yang terbaik. Kita tahu, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik
pula. (hal. 254).
Secara
keseluruhan, buku ini mengajak para pembacanya untuk meluruskan paradigma akan
pentingnya mempersiapkan dan menetapkan tujuan pernikahan, pentingnya usaha yang
sungguh-sungguh dalam menjalaninya, yang tentunya harus ditunjang pula oleh
bekal ilmu pengetahuan dan kemampuan, serta komitmen kedua belah pihak yang menjalaninya. Sebuah buku yang layak
dibaca oleh mereka yang belum menikah sebagai bekal dan panduan, juga bagi yang
sedang menjalani pernikahan, buku ini dapat dijadikan pembangkit semangat untuk
tetap menjaga kelanggengan pernikahan dan meningkatkan kualitas pernikahan demi
mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
*Resensi ini dimuat di www.nabawia.com : http://www.nabawia.com/read/3007/menikah-tidak-cukup-hanya-sekadar-menjalani
iya ya sering mendengar menikah untuk menjadi keluarga sakinah, mawadah, waromah..
ReplyDeletecocok yg masih single :')